Dindik Jatim Alokasikan Rp20 M untuk UNBK

Pelaksanaan UNBK di SMPN 1 Probolinggo.

Pemangkasan Sesi hingga Turunkan Tim Helpdesk Pantau Sinkronisasi
Dindik Jatim, Bhirawa
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) kurang dari sebulan. Berbagai persiapan telah dilakukan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim sejak beberapa bulan yang lalu. Mulai dari pemantapan proktor, pengadaan komputer hingga kesiapan penyelenggara di masing-masing satuan pendidikan jenjang SMA/SMK Negeri dan swasta di Jawa Timur.
Untuk penyelenggaraan UNBK sendiri, Dindik Jatim telah menganggarkan Rp20 Miliar untuk pengadaan komputer tambahan di jenjang SMA/SMK. Diungkapkan Kepala Dindik Jatim, Saiful Rachman, pada prinsipnya secara teknis untuk komputer tidak ada masalah. Hanya saja, pihaknya tidak ingin membebankan pelaksanaan UNBK kepada siswa melalui pinjaman laptop atau komputer. “Itu (pinjaman) tidak akan ada. Mereka akan menggunkan komputer yang disediakan oleh sekolah,” jelas dia, kemarin (27/2).
Dengan begitu, keinginan pihaknya untuk menurunkan sesi , yang biasanya tiga sesi menjadi dua sesi. Begitupun yang mulanya dua sesi menjadi satu sesi. Menurut Saiful,penurunan sesi ini akan berdampak pada peningkatan psikis dan mental para siswa agar bisa lebih tenang.
“Kalau diturunkan kan tidak ada lagi yang cemas. Yang sesi 3 atau sesi 2 bertanya-tanya bagaimana soalnya kepada yang sudah ujian. Padahal kan soalnya nggak sama. berbeda disetiap sesi. Mangkanya itu kita ingin anak-anak ini tenang dan fokus dengan ujiannya dari pemangkasan sesi ini,” papar dia.
Pelaksanaan UNBK dimulai pada 25-28 Maret. Rentang waktu tersebut digunakan untuk sesi UNBK jenjang SMK. Adapun jenjang SMA, UNBK akan dilaksanakan pada 1, 2, 4, dan 8 April. Di masing-masing jenjang, persiapan pun semakin diintensifkan.
Kabid Pembinaan SMK Dindik Jatim, Suhatono mengatakan, untuk penyelenggaraan UNBK maupun USBN pihaknya melalui tim helpdesk tengah fokus pada pemantauan terhadap sinkronisasi program yang akan digunakan. Sebab, untuk kegiatan USBN sendiri, tahun ini berbeda dibanding tahun lalu. yakni menggunakan aplikasi khusus pada tipe soal adaptif-normatif. Selain itu, Pemantapan proktor, operator, dan pengawas ujian juga sudah dilakukan sejak bulan Januari lalu. Untuk jenjang SMK, USBN akan berlangsung pada 5-16 Maret.
“Pelaksaan (USBN) kita kan awal maret. Mulai tanggl 5-16 maret. Sehingga saat ini teman-teman helpdesk melakukan pemantauan terhadap proses sinkronisasi. In sha Allah pengalaman yang menjadi kendala bisa diatasi. Seperti server down maupun proses sinkronisasi,” ungkap dia.
Lebih lanjut, proses sinkronisasi USBN BKS sendiri sudah dilakukan mulai tanggal 6 Pebruari hingga 4 Maret mendatang oleh enam anggota tim helpdesk Jatim. Di samping itu, pihaknya juga telah melakukan beberapa evaluasi terkait kesiapan dalam penyelanggaraan UNBK-USBN BKS di jenjang SMK di Jawa Timur. Proses evaluasi sendiri didasarkan pada penyelenggaraan try out yang sudah dilakukan dengan dua kali selama bulan Pebruari ini. yakni, pada periode pertama tanggal 19-21 Pebruari dan periode kedua tanggal pada tanggal 26-28 Pebruari dengan tipe soal adaptif-normatif yaitu bahasa Indonesia, matematika dan bahasa inggris.
“(Tryout) ini untuk persiapan secara teknis dari peralatan dan mental anak,” katanya.
Dari pelaksanaan tryout, sambung dia, kesiapan pelaksanaan ujian bisa terlihat. Namun, Suhartono menjelaskan jika pihaknya belum bisa menyimpulkan secara pasti hasil evaluasi dari penyelenggaraan tryout. Mengingat hasil evaluasi bisa dilihat setelah pelaksanaan tryout berakhir atau pada tanggal 28 Pebruari (hari ini).
“Yang jadi catatan (evaluasi) kami sementara ini ya di akses internetnya. Ketika sudah running ya jalan. Tapi beberapa ada yang bermasalah,” papar dia.
Sementara itu, terkait kekurangan komputer yang masih menjadi persoalan di satuan pendidikan, Suhartono menilai jika hal itu bisa diatasi dengan menggabung di lembaga sekolah yang memiliki komputer lengkap. Berdasarkan data yang ia peroleh, setidaknya ada 227 lembaga SMK yang masih menggabung untuk penyelenggaraan UNB. Sedangkan, 1713 lembaga sudah melakukan UNBK secara mandiri.
“Artinya dari 2000 lembaga lebih, yang menggabung hanya 227 lembaga. Ini presentasenya kecil. Ya kita harapkan tahun depan bisa mandiri,” terangnya.
Tahun ini, sebanyak 233.559 siswa yang terdiri dari 1646 lembaga swasta dan 294 lembaga negeri yang akan mengikuti UNBK dan USBN BKS di Jawa Timur yang akan dilaksanakan pada 25-29 Maret mendatang. [ina]

Tags: