Dindik Jatim Awali Penyerahan Bantuan Rehab Sekolah

Mendikbud RI Prof Muhadjir Effendy menerima delegasi Dinas Pendidikan Jatim dalam penyerahan bantuan rehab sekolah di halaman Kantor Gubernur NTB, Minggu (9/9).

Donasikan Rp 1,5 Miliar dan Tiga Truk Logistik
Dindik Jatim, Bhirawa
Keprihtinan terhadap bencana gempa di Lombok terus mengalir dari berbagai pihak. Salah satunya Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim yang telah mengawali pendistribusian bantuan untuk rehab sekolah rusak akibat bencana. Bantuan tersebut diserahkan secara langsung kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam apel Gerakan Kembali ke Sekolah oleh Mendikbud Prof Muhadjir Effendy di halaman Kantor Gubernur NTB, Minggu (9/9).
Bantuan yang diserahkan dalam kesempatan tersebut ialah dana rehab fisik sekolah senilai Rp 1,5 miliar dan tiga truk logistik. Sekretaris Dindik Jatim Ramliyanto SP, MP menuturkan, dana yang didistribusikan untuk perbaikan sekolah digalang dari berbagai elemen pendidikan di Jatim. Antara lain wali murid, komite sekolah dan guru yang dikordinir Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) serta Cabang Dindik se-Jatim.
“Fokus bantuan dana ini untuk perbaikan sekolah rusak akibat bencana. Khususnya untuk SMAN 1 Tanjung Kabupaten Lombok Utara (KLU),” tutur Ramli. Di sekolah tersebut, tampak belasan ruang kelas konstruksinya mengalami kerusakan yang cukup parah, termasuk fasilitas pendidikan lainnya seperti Laboratorium, Auditorium, Musala, dan kantor sekolah. Dari 24 kelas yang dimiliki, hanya terdapat tiga ruang yang bisa direhab.
Selain bantuan dana, Dindik Jatim juga telah mendistribusikan sumbangan logistik yang telah diirim lebih awal. Pendistribusian logistik sebanyak tiga truk berisi pakaian, selimut dan bahan makanan tersebut bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim. “Logistik ini juga dikumpulkan dari sekolah-sekolah dan ditampung melalui cabang dinas,” tutur dia.
Bantuan lain yang sedang disiapkan Dindik Jatim, lanjut dia, adalah relawan dan alat permainan edukatif (APE) untuk langkah trauma healing pasca terjadinya bencana. Kedua hal tersebut dinilai cukup penting melihat kondisi anak-anak yang masih trauma atas terjadinya gempa berulang di lokasi setempat. “Meskipun anak-anak ini tinggal sementara di pengungsian, setidaknya mereka dapat terhibur dengan adanya APE. Itu juga lebih penting pada situasi ini dari pada anak-anak dijelaskan tentang materi pelajaran,” tutur Ramli.
Sementara itu, Sekretaris Dikbud NTB Sukron mengungkapkan, hingga saat ini bantuan untuk rehab sekolah yang diterima baru dari Dindik Jatim. Selain itu, dari Pemprov DKI Jakarta yang akan memberikan bantuan rehab sekolah masih menunggu realisasi. “Jatim selain memberikan bantuan rehab sekolah, juga memberikan bantuan senilai Rp 5 miliar dari Pemprov Jatim,” tutur Sukron.
Sukron mengaku, di NTB terdapat 1.234 sekolah yang mengalami rusak ringan hingga berat akibat gempa. Dari jumlah tersebut, terdapat lebih dari 7 ribu ruang kelas rusak. “Sampai saat ini yang sudah masuk sekolah baru siswa SMP dan SMA. Sementara untuk siswa SD masih belajar di posko pengungsian karena belum diperbolehkan orangtua ke sekolah,” tutur dia.
Waka Kurikulum SMAN 1 Tanjung Mohammad Iqbal menuturkan, terdapat 776 siswa yang terbagi dalam 24 rombongan belajar. Dari jumlah tersebut, 600 siswa yang sudah kembali mengikuti proses belajar mengajar menggunakan tenda darurat dibagi dalam dua shif. “Baru seminggu ini kita memulai proses belajar mengajar. Sekolah ini memang agak terakhir memulai kembali proses belajar mengajarnya,” tutur Iqbal.

Latih Kepedulian Peserta Didik
Kepedulian terhadap dampak bencana gempa di Lombok datang begitu kuat dari insan pendidikan di Jatim. Upaya penggalangan bantuan dalam bentuk dana dan logistik pun segera terealisasi.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, selama satu bulan proses penggalangan bantuan mendapat respon sangat dahsyat. Komite sekolah, guru, dan siswa di bawah kordinasi MKKS dan Cabang Dindik se Jatim bergerak cepat. “Penggalangan bantuan ini kita awali dengan persetujuan dari Gubernur Jatim melohat respon di bawah sangat dahsyat. Selain di bawah kordinasi Dindik Jatim, masih banyak sekolah yang memberikan bantuan secara spontanitas melalui lembaga masing-masing,” tutur dia.
Saiful mengaku, penggalangan bantuan ini sekaligus akan melatih kepedulian siswa SMA/SMK di Jatim terhadap apa yang dirasakan saudaranya di Lombok. Bahkan, hingga saat ini bantuan yang dikumpulkan terus mengalir. “Kita berharap kondisi di Lombok akan segera pulih. Anak-anak kembali dapat bersekolah seperti sediakala,” pungkas Saiful.

Himbau Provinsi Lain Ikut Membantu
Salah satu dampak bencana gempa di Lombok ialah kerusakan sebagian besar lembaga pendidikan mulai tingkat SD, SMP dan SMA/SMK. Karena itu, Mendikbud RI Prof Muhadjir Effendy mengimbau pemerintah provinsi di Indonesia ikut memberikan kepeduliannya.
“Saat ini baru Jatim yang merealisasikan bantuan untuk rehab sekolah. Berikutnya ada DKI dan beberapa kota lain juga akan menyusul,” tutur Muhadjir.
Menurut dia, dalam perbaikan gedung sekolah ada dua skema yang dilakukan. Untuk sekolah dengan kerusakan ringan akan direhab oleh Kemendikbud. Sementara untuk kerusakan menengah hingga berat akan direhab oleh Kementerian PUPR. “Apapun kondisinya, anak-anak harus tetap belajar,” tutur Muhadjir.
Saat ini, lanjut Muhadjir, Kemendikbud telah menyalurkan Seribu tenda darurat untuk proses belajar mengajar. Kendati demikian, pihaknya berharap anak tidak langsung mendapat materi pembelajaran. “Suasana belajar anak-anak korban gempa ini cukup diajak belajar yang menyenangkan. Selanjutnya menciptakan suasana pemulihan,” pungkas dia. [tam]

Tags: