Dindik Jatim Dorong Inovasi di Tingkat SD

Foto: ilustrasi

Numerasi, Literasi dan Leadership Fokus Pengembangan Inovasi
Dindik Jatim, Bhirawa
Meskipun pendidikan dasar bukan menjadi wewenang di tingkat Provinsi, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim tetap memegang tanggung jawab koordinasi. Itu dibuktikkan dengan dukungan Kepala Dindik Jatim, Dr Saiful Rahman terhadap hadirnya program Inovasi di Jawa Timur. Program tersebut merupakan kemitraan antara pemerintah Australia dengan pemerintah Indonesia yang berlangsung sejak 2016.
Di Jatim misalnya, program inovasi ini menyasar pada percepatan peningkatan kualitas pendidikan dasar di lima kabupaten/kota, yakni Kabupaten Sidoarjo, Sumenep, Pasuruan, Probolinggo dan Kota Batu.
Diungkapkan, Kepala Dindik Jatim, Saiful Rahman kemajuan pendidikan kota/kabupaten Jatim kaitannya erat dengan pendidikan menengah dan atas. Sehingga makin berkualitas pendidikan dasar, maka kualitas pendidikan menengah dan atas juga meningkat.
“Tidak ada konsep khusus untuk membawa pendidikan maju. Semuanya sudah diatur dalam kurikulum yang ditetapkan oleh Kemendikbud,” ungkap dia.
Hanya saja, perlu adanya inovasi untuk tidak hanya terpaku pada pedoman yang ada. Ia menilai, improvisasi dalam pengelolaan pendidikan sangat dibutuhkan bagi tenaga pendidik dan kependidikan untuk meningkatkan kualitas da mutu pendidikan . Inovasi yang dimaksud adalah terkait growth mindset yang meliputi numerasi, leadership dan literasi.
“Jatim ini gudangnya inovasi. Sayangnya, inovasi ini tidak di dokumentasikan dengan baik. Sehingga tim inovasi ini mencari berbagai inovasi untuk ditingkatkan dan ditular ke provinsi lain,” ujar dia.
Pihaknya berharap, kedepan mampu mengangkat prestasi-prestasi dan inovasi di Jatim untuk mendorong pendidikan bergerak maju.
“Pendidikan Jatim ini parameternya nasional, jadi tim-tim inovasi ini sangat baik untuk terus melakukan diskusikan dalam peningkatan kualitas pendidikan,” sambung dia.
Sekretaris Dindik Jatim, Ramliyanto menambahkan sebagai pelayan publik yang dituntut untuk terus berinovasi pihaknya juga tengah mengembangkan sebuah aplikasi SISKA. Di mana, aplikasi tersebut dirancang untuk mendorong sekolah-sekolah di Jawa Timur dalam melakukan inovasi pendidikan. di samping itu sebagai dokumentasi inovasi yang telah dibuat.
“Inovasi sekolah harus sesuai standart yang sudah ditentukan. Ada undang-undang yang mengatur tentang inovasi. seperti dalam PermenpanRB. Inovasi-inovasi ini akan mengacu pada undang-undang tersebut,” tutur dia. Dengan aplikasi SISKA yang rencananya akan dilaunching akhir tahun ini, pihaknya juga ingin mengeksistensi antara sekolah satu dengan sekolah yang lain.
“Misalnya nih, sekolah di Batu punya inovasi tentang teknologi, dan itu ternyata dibutuhkan sekolah di Banyuwangi, ya bisa saja mereka langsung terkoneksi dan berhubungan melalui aplikasi SISKA ini,” jelas dia. Dengan begitu, imbuh Ramli, seluruh sekolah yang ada di Jatim bisa berkompetisi melalui inovasi yang dibuat.
Sementara itu, Program Inovasi Jatim, Silvana Erlina mengungkapkan dalam menentukan pilot projek, lebih dulu pihaknya menentukan wilayah atau kabupaten menggunakan Dapodik. “Ini yang kita lihat sekolah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan atau gagasan yang bisa membantu sekolah lebih maju melalui inovasinya,” terang dia.
Seperti di Bromo, Probolinggo, contoh Silvina, ada sebuah sekolah kecil di mana dalam satu kelas ada siswa gabungan mulai kelas satu hingga tiga multi-degree) yang diajar satu guru.
“Guru ini kita beri pelatihan, bagaimana menggabungkan tiga kurikulum dalam satu pembahasan namun tidak mengganggu proses pembelajaran. sistem kami, lebih menggali pendidikan,” tandas dia. [ina]

Tags: