Dindik Jatim Jajaki Kerjasama dengan Amerika

Kepala Dindik Jatim menjelaskan potensi SMK saat menerima Knowledge Platform, lembaga asal Amerika, Rabu (13/7) kemarin. [adit hananta utama]

Kepala Dindik Jatim menjelaskan potensi SMK saat menerima Knowledge Platform, lembaga asal Amerika, Rabu (13/7) kemarin. [adit hananta utama]

10 SMK Jadi Pilot Project
Dindik, Bhirawa
Kerjasama internasional kembali dijajaki Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim untuk peningkatan kualitas SMK. Kali ini, giliran Amerika yang terlibat mengembangkan sepuluh SMK di Jatim sebagai pilot project.
Knowledge Platform, lembaga asal Amerika yang bergerak dalam bidang solusi pendidikan, hadir membeberkan teknik jitu peningkatan pembelajaran di SMK di Kantor Dindik Jatim Jalan Gentengkali 33 Surabaya, Rabu (13/7).
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman mengatakan kerjasama dengan Amerika merupakan tindak lanjut kunjungan duta besar Amerika ke Gubernur Jatim Soekarwo beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itu, gubernur menyampaikan rencananya mengembangkan SMK. “Dan ternyata pihak Amerika juga concern dengan pendidikan kejuruan di Jatim,” katanya.
Sebagai langkah awal, lanjut Saiful, sepuluh SMK negeri dan swasta dipilih untuk pengembangan pembelajaran tersebut. Sepuluh sekolah itu yakni, SMKN 1 Sooko-Mojokerto, SMKN 2 Malang, SMK PGRI 3 Malang, SMKN 1 Pasuruan dan SMKN 1 Bangil. Ada juga SMKN 1 Purwosari-Pasuruan, SMKN 2 Buduran-Sidoarjo, SMKN 1 Cerme-Gresik, SMK Assaadah-Gresik, dan SMK PGRI 1 Gresik.
Metode pembelajaran yang disampaikan oleh Knowledge Platform diakui berbeda dengan metode pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh para guru. Pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Visual yang disajikan dari aplikasi melalui layar proyektor cukup menyenangkan. Para siswa pun bisa lebih fokus memperhatikan materi yang disampaikan. Dilengkapi latihan soal yang mirip dengan kuis game, membuat siswa tidak takut menjawab soal-soal yang disajikan.
Saiful menilai metode pembelajaran tersebut sangat inovatif dan kreatif. Setidaknya, membuat guru terpacu untuk mengembangkan metode pembelajaran serupa di berbagai mata pelajaran. “Guru bebas mengembangkan diri dan berinovasi dengan metode-metode hi-tech,” katanya.
Mantan Kepala Badan Diklat Jatim itu mengakui untuk sementara fokusnya masih pada SMK. “Amerika juga melihat pengembangan SMK yang bagus,” tuturnya. Meski begitu, metode pembelajaran tersebut juga bisa dikembangkan untuk SMA dan jenjang lainnya. Sebagai tindak lanjut dari kerjasama itu, kata Saiful, pelatihan kepada guru akan dilakukan. Harapannya, virus pembelajaran yang mudah dan menyenangkan bisa diterapkan secara lebih luas.
Saat ini, imbuh Saiful, kerjasama atau bantuan tidak dalam bentuk uang. Melainkan dalam bentuk program yang lebih tepat guna saat diaplikasikan. Selain dengan Amerika, peningkatan mutu pendidikan SMK juga sudah dilakukan Jatim dengan bekerjasama dengan Jerman. “Kalau dengan Jerman kerjasamanya lebih pada dual sistem, di sekolah dan di industri. Kalau ini lebih pada metodologi pengajarannya,” jelasnya. Dia berharap kualitas siswa maupun guru SMK bisa lebih berdaya saing. [tam]

Tags: