Dindik Jatim Kaji Kemungkinan Penundaan PTM

Beberapa sekolah seperti SMPN 28 Surabaya sudah melakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Namun Dindik Jatim mengkaji kemungkinan penundaan PTM karena masih tingginya kasus Covid-19 di Jatim. [oky abdul sholeh]

Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Dua Daerah Zona Merah
Dindik Jatim, Bhirawa
Masih tingginya kasus Covid-19 di Jatim, membuat Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim mengkaji kemungkinan penundaan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Bahkan beberapa wilayah berubah zona menjadi merah. Kendati begitu, pihaknya akan terus memantau perkembangan kasus Covid-19 di Jatim.
PTM sendiri direncanakan akan dimulai pada awal Januari 2020 mendatang sesuai intruksi Kemdikbud. Terkait Hal itu, Kadindik Jatim, Wahid Wahyudi menuturkan pedoman pelaksanaan pembelajaran tatap mukan didasarkan pada kondisi kasus Covid-19 di Jatim. “Karena saat ini wilayah di Jatim tidak ada lagi zona kuning, bahkan ada dua wilayah yang zona merah, yakni Jember dan Probolinggo,” katanya, Kamis (10/12).
Berdasarkan data yang dihimpun, kata Wahid hingga tanggal 9 Desember 2020, 36 kabupaten/kota di Jatim berstatus zona oranye penyebaran Covid-19. Sementara dua daerah, Jember dan Probolinggo berstatus zona merah penyebaran Covid-19.
“Yang menjadi pegangan saat pelaksanaan sekolah tatap muka pada Januari adalah kondisi Covid-19 di suatu daerah. Jika kondisinya belum memungkinkan digelarnya sekolah tatap muka, maka Jatim akan menunda terlebih dahulu,” papar Wahid.
Karenanya, Wahid akan memperketat protokol kesehatan saat uji coba sekolah tatap muka jenjang SMA/SMK dan SLB di Jatim. “Saat ini kami laksanakan uji coba sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan ketat termasuk jaga jarak. Kelas yang seharusnya bisa diisi 36 orang siswa, saat ini hanya diisi 18 sampai 19 siswa saja,” katanya.
Meski mengkaji kemungkinan menunda sekolah tatap muka jika kasus Covid-19 masih tinggi, Wahid menegaskan SMA/SMK di Jatim siap menggelar sekolah tatap muka pada bulan Januari. “Jatim insya allah sudah siap melakukan sekolah tatap muka. Artinya sarana dan prasarana menggelar sekolah tatap muka di sekolah negeri swasta sudah siap, SOP sudah siap. Termasuk koordinasi dengan puskemas, rumah sakit terdekat sudah dilakukan. Namun pelaksanaannya tetap menunggu kondisi Covid-19,” ujarnya.
Sebelumnya sudah ada sebanyak 1.080 sekolah jenjang SMA/SMK/SLB dari total 4.089 lembaga yang dibuka untuk menjalani tahap uji coba sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Jatim Prof Akhmad Muzakki menilai, pelaksanaan pembelajaran tatap muka di masa pandemi tidak bis diukur berdasarkan bulan. Sebab, kasus Covid-19 belum melandai.
“Ukurannya adalah bagaimana memetakan daerah zona merah karena ini sangat kasuistis. Sehingga jika ada dua wilayah zona merah provinsi tidak akan merekom. Sebab situasi daerah satu dengan yang lain tidak sehingga harus mendapat rujukan hdari ahli dibidang kesehatan dan psiko-sosial,” jelas dia.
Dalam situasi dengan kebiasaan baru ini yang lebih penting didahulukan adalah keselamatan rakyat. Dengan kata lain, persiapan PTM tidak hanya dilakukan oleh sekolah tapi juga orangtua.
“Tentu kebosanan siswa semakin tinggi. Tapi kita harus mengutamakan kesehatan siswa. Tinggal bagaimana gurunya dalam mengembangkan media pembelajaran virtual,”pungkas dia. [ina]

Tags: