Dindik Jatim Siapkan Tiga Strategi Revitalisasi SMK

revitalisasi-smkPemprov Jatim, Bhirawa
Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang revitalisasi SMK ditangkap serius Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim. Untuk melaksanakan instruksi tersebut, Jatim merancang tiga hal penting yang akan diimplementasikan untuk pendidikan kejuruan.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menyebutkan, tiga strategi yang dilakukan ialah pemenuhan kebutuhan guru produktif, percepatan sertifikasi profesi siswa dan guru SMK serta memperkuat link and match dengan industri kunjung sekolah. “Pemenuhan guru produktif akan kita siapkan salah satunya dengan instruktur sebaya,” tutur Saiful, Sabtu (5/11).
Dijelaskan Saiful, instruktur sebaya merupakan salah satu strategi untuk memenuhi kekurangan guru produktif. Instruktur sebaya dibentuk dengan memilih siswa SMK yang kompetensinya telah teruji dan memiliki prestasi unggul. Tujuannya, menjadi asisten guru produktif yang akan mengajari teman-temannya.
“Salah satunya dari juara LKS (Lomba Kompetensi Siswa) SMK ini akan kita jadikan instruktur,” kata Saiful.
Sebelum menjadi instruktur, mereka akan diberi beasiswa untuk dilatih di poli teknik. Setahun akan diberi beasiswa sebesar Rp2 juta,” kata Siaful. Disinggu soal target, Saiful belum bisa merinci. Sebab, hal ini akan dipetakan sesuai kebutuhan dunia industri.
“Kita tidak terlalu membutuhkan instruktur untuk bisnis manajemen. Sudah terlalu banyak. Yang jauh lebih dibutuhkan adalah teknik mesin dan operator alat-alat berat,” kata Saiful.
Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan Dindik Jatim Dr Hudiyono menambahkan, dua strategi lain yakni percepatan sertifikasi. Percepatan ini dilakukan dengan penambahan LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) 1 dan pengajuan LSP 2. “Sedang kita proses pengajuannya LSP 2 ke BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi),” terang dia. LSP 2, lanjut Hudiyono, dapat difokuskan untuk menyertifikasi guru-guru SMK. Khususnya sekolah yang sudah memiliki LSP 1.
Ketiga, penguatan link and match dengan industri dilakukan dengan gerakan industri kunjung sekolah. Setiap satu minggu sekali, industri yang telah mendeklarasikan diri dalam program ini akan mengirimkan pelatih tempat kerja ke sekolah.
“Jadi satu bulan empat kali ada pelatih tempat kerja yang dikirimkan industri melatih siswa SMK di sekolah,” terang Hudiyono. Tiga strategi ini, diakui Hudiyono sebagai respon positif terhadap Inpres revitalisasi SMK.
Sementara itu, Kepala BNSP Sumarna mengatakan, pihaknya telah mengetahui kondisi bakal LSP 2 yang diajukan Dindik Jatim. Menurut dia, dari segi fasilitas Dindik Jatim memiliki sarana-prasarana yang memadahi untuk dijadikan lembaga sertifikasi. Bahkan dari atase pendidikan Jerman mengakui tempat pelatihan milik Dindik Jatim ini sudah menyerupai di Jerman.
“Sebagai regulator, Dindik Jatim bisa mengajukan LSP 2. Selama ini, tempat itu sebenarnya sudah bekerjasama dengan LSP 3 di Jakarta sebagai tempat ujian. Jadi prosesnya akan lebih mudah,” kata Sumarna. [tam]

Tags: