Dindik Jatim Stop Pendirian SMK Mini

(Pendirian Distop,SMK Mini Fokus Perbanyak Jumlah Sasaran)
Dindik Jatim, Bhirawa
Setelah tiga tahun berjalan, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim akhirnya menghentikan pendirian lembaga SMK mini. Sebagai gantinya, SMK mini yang sudah berdiri diminta merekruit sasaran baru. Targetnya, satu tahun ini dapat melatih sebanyak 52.400 siswa di pondok pesantren.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman mengungkapkan, SMK Mini merupakan satu diantara empat program prioritas instansi yang dia pimpin. Tahun ini, pihaknya tidak akan menambah lagi jumlah SMK mini yang saat ini sudah ada sebanyak 262 lembaga.
“Kita ubah programnya menjadi penambahan siswa. Sehingga target 100 ribu tenaga kerja terampil akan bisa tercapai tahun ini,” terang Saiful usai mengikuti paparan program prioritas kepada Gubernur Jatim, Kamis (12/1).
Anggaran yang telah disiapkan untuk penambahan jumlah sasaran ini mencapai Rp25 miliar. Anggaran tersebut diberikan dalam bentuk BOS (Bantuan Operasional Sekolah) daerah SMK Mini. Dengan nomenklatur itu, maka bantuan akan dihitung tiap peserta didik yang berhasil direkruit SMK Mini.
“Hitungannya per siswa, tapi pencairannya tetap diserahkan langsung ke lembaga,” tutur mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini.
Melalui Bosda SMK Mini, anggaran yang dikucurkan otomatis akan lebih efisien. Sebab, dengan total anggaran yang sama, SMK Mini hanya menghasilkan 20 ribu lulusan tenaga terampil. Rinciannya, 100 lembaga SMK Mini masing-masing mendapat kucuran dana sebesar Rp250 juta. Setiap lembaga, total peserta didik yang dilatih hanya sebesar 200 siswa.
“Tahun ini setiap lembaga diperkirakan akan mendapat sekitar Rp100 juta. Ini bukan karena anggaran minim, karena dengan tahun lalu anggarannya juga sama,” terang Saiful. Setiap SMK Mini yang sudah berdiri saat ini telah memiliki peralatan. Karena itu, anggaran yang ada akan dimaksimalkan untuk honor trainer dan bahan habis pakai untuk praktikum.
Program keahlian yang dilatih dalam SMK Mini, lanjut dia, tidak ada perubahan dengan tahun lalu. Tetap sembilan paket keahlian, yakni teknologi dan rekayasa, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan, agrobisnis dan agroteknologi, perikanan dan kelautan, bisnis dan managemen, pariwisatan, seni rupa dan kriya serta seni pertunjukan. [tam]

Rate this article!
Tags: