Dindik Lakukan Penelusuran Penularan Covid-19

Kadindik Jatim Wahid Wahyudi

Usai Ikuti Pelantikan di BKD Jatim
Surabaya, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim melakukan penelusuran terkait adanya satu kepala sekolah yang berasal dari Pacitan terkonfirmasi Covid-19. Penelusuran tersebut akan difokuskan pada kepala sekolah dan pengawas SMA/SMK dan PKPLK yang mengikuti pelantikan di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) pada Rabu, 20 Mei 2020.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi menuturkan dari informasi yang diterima satu kepala sekolah terkonfirmasi positif Covid-19. “Kami masih menelusuri apakah terpapar saat pelantikan atau di rumah. Sebab di lingkungan rumahnya berada di zona merah Covid-19,” kata dia, Rabu (3/5).
Terlebih lagi, kata Wahid, yang bersangkutan juga mempunyai penyakit bawaan seperti menderita diabetes, sakit tenggorokan dan darah rendah. sehingga sering kali keluar masuk rumah sakit. “Jadi memang yang bersangkutan ini punya penyakit bawaan lain,” tambah dia.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan Jatim itu menegaskan, saat pelantikan di kantor BKD, telah dilakukan protokol kesehatan secara ketat. Mulai dari pengecekan suhu, pemberian cairan pembersih tangan hingga masker untuk setiap peserta pelantikan. Pihaknya juga menuturkan jika pysichal distancing juga diterapkan selama pelantikan 30 menit itu.
“Setelah (pelantikan) selesai kita langsung bubarkan. Tapi memang beberapa menit setelahnya ada beberapa yang meluapkan kegembiraan, mereka sepertinya melepaskan masker,” ujarnya.
Dari informasi yang beredar, ada peserta pelantikan meninggal dunia berasal dari Mojokerto dengan KTP Jombang dan sudah dimakamkan di Jombang. Kemudian, satu lagi peserta sedang dirawat di RSUD Kota Mojokerto
“Satu pengawas sakit dan meninggal. Di rumah sakit pengawas tersebut didiagnosis sakit lambung akut, mengalami mag kronis dan cukup lama diderita, paru-parunya ada flek. Setelah dilakukan tes cepat hasilnya negatif. Hasil swab juga negatif. Jadi dipastikan meninggal bukan karena corona,” ujarnya.
Pihaknya juga telah memerintahkan semua peserta pelantikan untuk melakukan rapid tes Covid-19. Dari 70 persen data yang dia terima, semuanya negatif Covid-19. “Semua yang ikut pelatikan wajib melaksanakan rapid tes dilaksanakan mulai kemarin sampai hari ini. Dari data yang masuk sekitar 70 persen hasilnya negatif. Semoga semuanya negatif,” tuturnya.
Mengenai adanya kegiatan berkumpul meskipun sedang terjadi pandemik Covid-19, Wahid mengatakan semua kegiatan berkumpul telah dilakukan berdasarkan protokol kesehatan yang sangat ketat. “Kalaupun mengadakan pertemuan harus dilakukan sesuai protokol yang sangat ketat,” ujarnya.
Sebelumnya muncul informasi adanya dugaan klaster baru penyebaran Covid-19 pada acara pelantikan kepala dan pengawas sekolah menengah atas (SMA) yang diselenggarakan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BLD) Jatim, di Surabaya (20/5).
Informasi adanya klaster tersebut beredar luas di media sosial dan disebutkan bahwa terdapat dua peserta pelantikan yang diduga tertular Covid-19. Peserta dari Mojokerto termasuk gelombang pertama pada acara pelantikan, sedangkan peserta asal Jombang masuk pada gelombang empat. Untuk Jombang, sudah terdata 20 orang yang diperintahkan isolasi mandiri dan rapid test. [ina]

Tags: