Dindik Perluas Kerjasama SMK dengan Industri

3-Foto_tam (4)Dindik Jatim, Bhirawa
Perkembangan dunia industri yang kian melesat ternyata tak seimbang dengan kualitas tenaga kerja di Indonesia. Parahnya,  70 persen pengusaha di Indonesia tidak bisa mendapatkan tenaga kerja yang memiliki cukup skill (keahlian).
Diungkapkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Wardiman Djojonegoro sesuai Data Bank Dunia yang dirilis Juni 2014 lalu, dunia pendidikan masih belum bisa menyediakan tenaga kerja yang berkualitas.
Dia mencontohkan rencana pendirian pabrik perakitan mobil Volkswagen (VW) di Gresik yang terhenti karena kesulitan mendapatkan tenaga kerja sesuai kualifikasi.
“Pabrik yang akan dibangun di Gresik ini lebih besar dari Jakarta. Cuma sekarang mandeg karena agak repot mendapatkan tenaga staf. Tidak mungkin mereka melatih ribuan orang sebelum dijadikan karyawan, makanya mereka harus berpikir lagi,”terang Wardiman menyebutkan dalam seminar yang digelar di kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Kamis (17/8).
Kondisi ini, menurut pria kelahiran Pamekasan 80 tahun silam ini, harus disikapi serius. “Jangan sampai mereka mengambil dari jatim 10 orang, lalu di luar jatim 10.000 orang,”imbuh profesor yang juga Ketua Umum Yayasan Puteri Indonesia.
Untuk memecahkan masalah ini, menurut dia dibutuhkan sinergisitas antara dunia pendidikan dengan industri. Sinergisitas ini bisa diwujudkan dengan menggandeng dunia usaha dalam program-program peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di sekolah menengah kejuruan (SMK). Menurut Wardiman, SMK harus siap menyongsong pasar bebas asean 2015 mendatang.
Untuk itu perlu ada pendalaman soft skill, seperti ketapatan waktu, pemahaman kualitas serta sistem kerja yang baik. Terkait hal ini, Wardiman menyambut baik program PT Astra Daihatsu Motor yang menggandeng sejumlah SMK di Jatim untuk peningkatan mutunya.
Tahun ini ada dua SMK yang dipilih yakni SMKN Singosari, Kabupaten Malang serta SMK PGRI 3 Kota Malang. “Saya sebagai orang Jatim, berharap tidak hanya dua sekolah yang digendeng. Kalau di jateng ada 35 sekolah, ya di jatim harus dua kali lipatnya yakni 70 sekolah,”selorohnya.
Joko Baroto, HR Division Head PT Astra Daihatsu Motor mengatakan diprogram ini pihaknya mencoba mensinergikan antara kebutuhan industri dengan dunia pendidikan. Langkahnya dengan memasukkan program-program dalam kurikulum sekolah, kemudian memberikan pelatihan kepada guru-gurunya. Selanjutnya guru-guru ini yang akan mentraining ulang ke siswa. “Kami memang tidak mentraining langsung ke siswa, tetapi kami memonitoring,”terangnya.
Selain memberikan pelatihan, pihaknya juga memberikan mesin sesuai dengan kebutuhannya. “Kami melakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan yang ada. Harapan kami kualitas SMK benar-benar diterima industri,”tukasnya.
Kepala Dindik Jatim Harun mengatakan link and match dengan dunia industri memang sangat dibutuhkan di SMK. “Anak tidak sekadar mencari ilmu, tapi manfaat lebih. Artinya pendidikan dan dunia smk harus satu garis,”katanya.
Dia berharap sinergisitas ini tidak hanya tercipta dengan Daihatsu, tetapi dengan industri lainnya agar semua pasar bisa dijangkau SMK. Dan untuk itu, pihaknya sudah menyiapkan segala perangkatnya. Mulai dari SMK-SMK formal, juga SMK-SMK khusus yang ada di pesantren maupun daerah terpencil untuk mendukung sinergisitas tersebut. “Karakter tetap harus dibina. Dan ini harus didukung dunia usaha,”tegasnya. [tam]

Keterangan Foto : Mantan Mendikbud, Wardiman memberikan presentasi di Kantor Dindik Jatim mengenai kondisi riil pendidikan di Indonesia. [ adit hananta utama/ bhirawa]

Tags: