Dindik Siapkan Skema Khusus untuk 62 Sekolah Tak Terjamah Internet

Wahid Wahyudi saat ditemui di ruang kerjanya

Dindik Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jatim sedang menyiapkan skema khusus untuk 62 sekolah SMA/SMK yang tak terjamah internet. Hal ini agar para siswa tetap bisa belajar jarak jauh dengan nyaman di masa pandemi Covid-19. Kendati begitu, metode luring atau tatap muka masih menjadi solusi pembelajaran mengingat daerah-daerah tersebut tak ada kasus Covid-19.
Sekretaris Dindik Jatim, Ramliyanto mengatakan, wilayah sekolah biasanya berada di kepulauan, pegunungan dan pedalaman. Sebab, jaringan tersebut tidak hanya sulit di 62 sekolah. Akan tetapi lebih banyak lagi jika menggunakan lokasi daerah atau rumah asal siswa.
“Kami terus mengupayakan agar jaringan internet bisa masuk ke wilayah tersebut. Tak hanya pada Telkomsel, tetapi juga pada Telkom saat persiapan UNAS yang 100 persen online, sebelum UNAS dihapus,” ujarnya.
Selain itu, Dindik juga sedang menyusun skema bantuan media belajar yang efektif bagi daerah yang tidak terjangkau internet. “Masih dalam proses perencanaan agar ada solusi pembelajaran efektif di masa pandemi untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau sinyal telekomunikasi atau daerah blank spot,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dindik Jatim Wahid Wahyudi menyebut, persoalan lainnya dalam pembelajaran jarak jauh adalah 62 SMA/SMK di Jatim berada di daerah kepulauan dan pegunungan yang belum terjangkau internet dengan baik. Karenanya pihaknya tengah meminta bantuan telkomsel untuk membangun Base Transceiver Station (BTS) mini untuk daerah yang jaringannya kurang bagus.
Hal tersebut, kata dia, akan memanfaatkan pohon-pohon tinggi agar pembelajaran jarak jauh bisa terjangkau. “Dan ini sudah dibicarakan oleh pihak telkom dengan manajemen,” tambah dia.
Wahid juga menuturkan jika pihaknya telah menyiapkan platform aplikasi pembelajaran yang dinamakan Ruang Belajar. Aplikasi tersebut bisa dimanfaatkan oleh guru untuk mengisi materi ajar, melakukan Sekolah bisa mengajar online, mengisi materi hingga soal ujian. Guru juga bisa melakukan video conference saat dalam pembelajaran.
“Kita sedang ujicobakan di Ponorogo saat ini. Dan aplikasi ini sebagai salah satu bentuk learning manajemen system (LSM). Sehingga sekolah bisa mengelola dan memanfaatkan LSM dengan gratis. Sehingga kuota internet yang terserap bisa diminimalisir,” pungkas Wahid. [ina]

Tags: