Dindik Surabaya Legowo Hasil US SD/MI

Ujian Semestar (US) SD/MI Surabaya tahun ini berada pada posisi paling memprihatinkan. Dibandingkan menyalahkan pihak lain, Dindik Surabaya memilih melakukan evaluasi menyeluruh setelah mendengar masukan berbagai pihak.

Ujian Semestar (US) SD/MI Surabaya tahun ini berada pada posisi paling memprihatinkan. Dibandingkan menyalahkan pihak lain, Dindik Surabaya memilih melakukan evaluasi menyeluruh setelah mendengar masukan berbagai pihak.

Terjunkan Pengawas Sekolah Lakukan Evaluasi
Dindik Surabaya,Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya mulai logowo dengan seluruh hasil yang diterima dari Ujian Sekolah (US) SD/MI tanpa mencurigai daerah lain. Tidak hanya itu, Dindik juga langsung melakukan evaluasi menyeluruh sebagaimana masukan dari berbagai pihak.
“Kita sudah kumpulkan seluruh pengawas sekolah. Mereka yang memiliki sekolah binaan itu akan langsung turun ke lapangan,” ungkap Kepala Dindik Surabaya Ikhsan saat menggelar konferensi pers di Kantor Dindik Surabaya, Kamis (18/6).
Ikhsan meminta supaya seluruh pengawas langsung terjun dan memetakan sekolah-sekolah binaannya. Usai pemetaan, pengawas diharapkan langsung mengecek persoalan apa saja yang muncul di setiap sekolah. Sehingga bisa menemukan penyebab atau alasan mengapa nilai US di sekolah tersebut buruk. “Apakah gurunya yang tidak bisa menyampaikan materi pembelajarannya, ataukah siswanya yang sulit memahami mata pelajarannya,” ungkap Ikhsan.
Seperti diberitakan sebelumnya, hasil Ujian Sekolah (US) SD/MI Surabaya tahun ini berada pada posisi paling memprihatinkan. Dari 78 rayon penyelenggara US SD/MI, dua rayon milik Surabaya berada pada posisi ke-45 dan ke-77. Meski demikian, Dindik Surabaya mengaku tetap puas dengan hasil US SD/MI yang saat ini diterima. Dengan dalih kejujuran lebih utama dari pada hasil. Sementara daerah lain dianggap terlalu longgar pengawasannya daripada Surabaya.
Predikat buruk Surabaya atas hasil US SD/MI mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Dindik Surabaya dianggap paling bertanggung jawab atas hal ini. Bukan sebaliknya, mencari ‘kambing hitam’ untuk kepentingan pembenaran diri.
Lebih jauh Ikhsan mengatakan ada beberapa hal yang nanti dianalisis, yakni guru dan mata pelajaran terkait. Nantinya pengawas sekolah akan melakukan pembinaan baik dengan cara meningkatkan kualitas ketenagaan dengan melakukan pelatihan analisis mapel dan topik yang tidak bisa dikerjakan siswa dalam soal US. “Liburan puasa ini kita manfaatkan untuk pembinaan dan pendampingan guru,” kata Ikhsan.
Tak butuh waktu lama bagi Dindik untuk mengadakan pelatihan pembinaan pada guru. Rencananya, pelatihan akan dimulai, Senin 22 Juni dengan sistem pembagian kelas kompetensi guru. “Dalam kelas ini kita akan bahas topik mapel yang soalnya tidak dikuasai oleh siswa saat US,” jelas Ikhsan.
Dengan demikian, para guru akan bisa mendalami topik soal. Sehingga, topik itu bisa jadi pedoman pembelajaran bagi siswa pada angkatan selanjutnya.  Sebab, biasanya materi dan topik bahasan US dari tahun sebelumnya dan sesudahnya tidak berbeda jauh.
Disinggung soal banyaknya sekolah di daerah lain yang nilainya sempurna, Ikhsan mengakui bila sekolah di daerah lain mengalami peningkatan mutu yang cukup signifikan. “Kalau perlu kita belajar ke sekolah tersebut tentang cara pembelajarannya,” ungkap mantan Kepala Bapemas tersebut.
Meski demikian, Ikhsan sendiri masih heran antara kualitas pendidikan di Surabaya dengan hasil US SD/MI tahun ini. Tahun ini, Surabaya mendapat juara umum dalam lomba budaya mutu SD se-Jatim. “Mungkin aspek penilaian antara US dengan lomba budaya mutu ini tidak sama. Sehingga tidak ada korelasinya,” kata dia.
Sementara Ketua Dewan Pendidikan Martadi menganggap langkah pembinaan baik kepada guru dan siswa di Surabaya adalah langkah tepat . Hal itu dianggap sudah tepat lantaran sesuai dengan tiga fungsi US dan UN. Di antaranya yakni pemataan, pembinaan dan untuk menentukan ke jenjang selanjutnya. “Tidak salah juga ketika Dindik  langsung membuat evaluasi dan pembinaan terhadap guru,” tambahanya.
Karena bicara pendidikan itu capaian yang harus diraih itu dari faktor akademik dan non akademik. Di mana, memang dalam  tahun terakhir ini, capaian non akademik Surabaya meningkat tajam. “Capaian akademiknya masih kurang, kita harus terus lakukan pembinaan,” pungkasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: