Dindik Tambah Ekstra Kurikuler Wajib Setelah RAB Disyahkan

Ekstra Kurikuler (1)Pemkot Surabaya, Bhirawa
Beban sekolah dipastikan bakal bertambah setelah Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya menetapkan adanya ekstrakurikuler wajib selain Pramuka, yakni Konselor Sebaya. Sayang, kegiatan wajib ini dikeluhkan mengingat penetapan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) sekolah tahun ajaran 2014/2015 telah digedog.
Ekstrakurikuler ini wajib diajarkan sekolah-sekolah yang ada di Kota Pahlawan mulai dari jenjang SMP hingga SMA/SMK. Wakasek Kesiswaan dan Humas SMPN 2 Surabaya, Moch Suhermanto mengatakan dimasukannya Konselor Sebaya sebagai ekstrakurikuler wajib semestinya dimulai tahun ajaran baru 2015/2016 mendatang. Sebab, kalau dilakukan tahun ajaran ini, terjadi pembengkakan biaya operasional sekolah. Sementara RAB sekolah 2014/2015 sudah digedog sejak awal tahun ini.
“RAB untuk Konselor Sebaya belum dimasukan, nanti bagaimana dengan biaya untuk pembimbingnya? Pasti ada pembengkakan biaya. Sementara dana BOPDA tidak diperuntukan sebagai biaya ekstrakurikuler Konselor Sebaya,” ungkapnya saat ditemui di SMKN 6 Surabaya, Selasa (2/9).
Selain itu, Suhermanto juga berharap setelah dijadikannya Konselor Sebaya sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib tidak mengganggu jadwal pelajaran siswa. Sebab, dalam Kurikulum 2013 sudah terdapat kegiatan ekstrakurikuler wajib, yakni Pramuka.
“Sebenarnya apa pun materinya, kalau memang berguna demi kebaikan dan bisa bermanfaat akan kami jalankan. Yang penting tidak berbenturan dengan kegiatan pokok siswa di kelas,” katanya.
Terpisah, Humas Dindik Surabaya Eko Prasetyoningsih menjelaskan, tidak semua kegiatan ekstrakurikuler harus mengeluarkan biaya. Untuk praktik Konselor Sebaya misalnya, sekolah tinggal menggunakan tenaga guru BK atau wakasek kesiswaan yang sudah dibekali sebagai tenaga pengajar. Sehingga pihak sekolah tidak perlu khawatir Konselor Sebaya akan membebani RAB.
“Mereka juga akan dibantu oleh siswa yang sudah dilatih Konselor Sebaya. Tiap sekolah ada 10 siswa,” ujar dia.
Menurut Eko, Konselor Sebaya sangat penting untuk mengubah cara pandang siswa terhadap guru BK dan Wakasek kesiswaan. Apalagi, dua guru itu dianggap polisinya siswa. Pelajar yang melakukan pelanggaran, pasti dibawa kepada guru BK atau Wakasek Kesiswaan. Sehingga, banyak siswa yang takut bertemu mereka.  Dengan adanya Konselor Sebaya, citra guru BK dan Wakasek Kesiswaan bisa diubah. Dua guru ini dapat diajak untuk curhat anak, dianggap sebagai sahabat, bahkan menjadi pendamping siswa jika menemui masalah.
“Jadi, ini ada fungsi preventif juga terhadap kenakalan remaja. Nanti tergantung sekolahnya kapan waktunya melakukan ekstrakurikuler wajib ini. Yang penting di luar jam sekolah,” tandasnya. Untuk mendukung kegiatan di luar jam pelajaran sekolah itu, Eko menjelaskan, Dindik Surabaya memberi pembekalan tahap II kepada guru Bimbingan Konseling (BK) masing-masing sekolah dua orang, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang kesiswaan tiap sekolah satu orang, dan sepuluh siswa di setiap sekolah. Totalnya mencapai ribuan orang. Lokasi pembekalan disebar ke lima titik, Surabaya Pusat, Selatan, Utara, Barat, dan Timur. “Pembekalan ini dilakukan di enam sekolah, yaitu SMKN 6, SMPN 11, SMKN 2, SMKN 5, dan di Gedung TLC Pawiyatan,” tutur dia. [tam]

Tags: