Dindik Ujicoba Video-Teleconference

Kepala Dindik Jatim, Wahid Wahyudi melakukan Video-teleconference dengan 24 Cabdindik Jatim

Ajang Koordinasi 24 Cabdin di Tengah Pencegahan Covid-19
Dindik Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) melakukan ujicoba video – conference dengan 24 Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur, Kamis (19/3) lalu. Koordinasi melalui sistem daring (video – conference) ini merupakan langkah dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Kepala Dindik Jatim, Wahid Wahyudi menuturkan, ujicoba video – conference sebagian besar berjalan dengan baik. Hanya ada beberapa daerah yang masih ada gangguan sinyal. Nantinya media ini akan dilakukan untuk rapat dinas sehingga mudah untuk berkoordinasi dengan pusat. Dalam ujicoba ini ada beberapa hal yang dibahas. Diantaranya evaluasi ujian satuan pendidikan berbasis komputer (USP-BK).
“Alhamdulillah semua wilayah berjalan baik. Semua lembaga menyelenggarakan sistem online, dan ada enam sekolah berbasis pensil dan kertas di wilyah Sumenep. Meskipun berbasis kertas dan pensil berjalan dengan baik, ujian satuan pendidikan tetap terselesaikan dengan baik,” paparnya.
Wahid menambahkan, keputusan Jatim untuk melanjutkan pelaksanaan UNBK ditengah wabah Covid 19 karena berbagai pertimbangan. Dengan catatan Protokol kesehatan di lakukan dengan ketat. Jarak antar siswa di kelas selama ujian minimal 1 meter. Dan jumlah maksimal peserta ujian sebanyak 20 siswa.
“Semua sekolah baik SMA/SMK juga harus ada kran untuk cuci tangan dan menyediakan hand sanitizer,” ujarnya.
Sedangkan untuk pelaksanaan UNBK SMA, pihaknya masih akan melihat perkembangan (Covid 19) ke depan. Apa ujian tetap dilakukan sesuai jadwal atau diundur. Dalam kesempatan ini, Wahid juga mengungkapkan, jika beberapa lembaga SMK akan memprodukai masal hand sanitizer di tengah keterbatasan di pasaran.
“Alhamdulillah SMK dengan jurusan farmasi dan kimia memproduksi hand sanitizer dengan harga sangat murah. Di antaranya SMK Taruna Husada Bondowoso. Banyak SMK yang memproduksi hand sanitizer dan sudah dijual di masyarakat,” kata dia.
Sementara itu, Cabdin wilayah Sidoarjo (Kota Surabaya/kab Sidoarjo), Sukaryantho dalam Video-Conference melaporkan dengan sistem belajar di rumah sekitar 16 platform yang digunakan sekolah. Namun yang paling banyak digunakan dengan aplikasi google classroom sekitar 40%, paperschools, one class dan youtube.
“Untuk menyikapi pembelajaran blanded learning di rumah sekolah membangun komunikasi dengn wali murid. Ini bagaimana orangtua dan sekolah saling support,” jabarnya.
Sukaryantho juga menambahkan saat ini ada dua sekolah di Sidoarjo yang memproduksi masal hand sanitizer. Yaitu SMK 10 Nopember dan salah satu SMK swasta. [ina]

Rate this article!
Tags: