Dinkes Ajak Instansi Bangun Ruang Laktasi

Kepala Dinkes Jatim Kohar meresmikan ruang laktasi dan konseling ASI

Kepala Dinkes Jatim Kohar meresmikan ruang laktasi dan konseling ASI

Peresmian Ruang Laktasi dan Konseling ASI
Surabaya, Bhirawa
Guna mensukseskan program pemberian ASI eksklusif, Dinkes Jatim telah membangun ruang laktasi dan ruang konseling ASI. Pembangunan Ruang Laktasi dan Ruang Konseling ASI diharapkan dapat dimanfaatkan maksimal oleh pegawai di lingkungan Dinkes Jatim dan tamu atau pengunjung.
Kepala Dinkes Jatim Dr. dr. Kohar Hari Santoso, Sp.An.,KIC.KAP menyatakan, sebagai motor kesehatan di lingkungan pemerintah, Dinkes Jatim ingin mengajak  instansi lain (pemerintah dan swasta, red) untuk bersama-sama membangun ruang laktasi. Dengan membangun ruang laktasi akan mempermudah pegawai dan tamu untuk memompa dan menyimpan ASI.
“Oleh karena itu ruang laktasi diperuntukkan bagi ibu-ibu menyusui yang ingin memompa ASI-nya di sela-sela kesibukan bekerja. Ibu menyusui tidak perlu mengkhawatirkan kualitas ASI-nya karena ruangan tersebut dilengkapi dengan lemari pendingin dan freezer.” tambah Kadinkes Jatim.
Lebih lanjut orang nomer wahid di lingkungan Dinkes Jatim ini memaparkan, ASI eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI eksklusif akan tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. Dari beberapa kajian dan fakta global The Lancet Braestfeeding Series tahun 2016  membuktikan pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian akibat infeksi sebanyak 88 persen pada bayi berusia kurang dari 3 bulan.
“Jadi pemberian ASI Ekslusif akan memberikan dampak positif terhadap kesehatan bayi,” ucapnya.
Kedepan Kohar berharap, untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan dukungan pemerintah, dunia usaha dan semua lapisan masyarakat secara terus menerus dan berkelanjutan. Oleh karena itu Dinkes mengajak seluruh lapisan masyarakat dan stakeholder untuk menyukseskan program menyusui sampai usia 24 bulan agar tercipta generasi bangsa yang sehat dan cerdas.
“Kita bersyukur dengan pembangunan ruang laktasi dan ruang konseling ASI ini bertepatan dengan hari ASI Sedunia tahun 2016. Sehingga pembangunan ruang laktasi dan ruang konseling ASI menjadi momentum awal dalam membudayakan program menyusui,” paparnya.
Dokter Klinik Medik Ubaya dr Agus Andreas Santoso mengaku, untuk bayi seusia nol hingga enam bulan dianjurkan mengonsumsi ASI eksklusif karena pada masa tersebut alat pencernaan bayi masih dalam tahap perkembangan. Baru setelah enam bulan, bayi siap menerima makanan tambahan. Sedangkan kolostrum adalah kandungan utama dari ASI yang keluar saat usia nol hingga tiga hari. Kolostrum inilah yang wajib dikonsumsi bayi saat lahir
“Hebatnya selain mengandung gizi sempurna, ASI eksklusif bahkan mengandung zat imun yang tidak ditemui dalam susu formula manapun. Selain itu ASI juga bentuk curahan kasih sayang ibu yang bisa mempererat ikatan batin antara ibu dan anak,” tuturnya. [dna]

Tags: