Dinkes Jamin Jatim Segera Bebas KLB

Kepala Dinkes Jatim dr HarsonoSurabaya. Bhirawa
Dinkes Jatim optimis Jatim segera bebas dari Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah (DBD).  KLB kali ini memang merupakan yang terbesar dengan 23 daerah berstatus KLB , namun diyakini angka kasus DBD bakal segera turun seiring pergantian bulan dan musim.
”Kami yakin Jatim bebas KLB DBD hal ini dikarenakan puncak kasus DBD kebanyakan didominasi di bulan Januari, sedangkan bulan-bulan berikutnya angka kasusnya tidak akan naik signifikan,” kata Kepala Dinkes Jatim dr Harsono.
Harsono mengungkapkan, dari pengalaman sebelumnya kasus DBD di daerah Jatim setelah bulan Januari, kasus DBD di jatim akan mengalami penurunan. Dari beberapa laporan 22 kabupaten/kota angka kasus DBD pada tahun 2014 angkanya terus menurun tiap bulannya.
Jika Januari angkanya 634 kasus maka pada Bulan Februari 684 kasus, Maret 499 kasus, April 378 kasus, Mai 391 kasus, Juni 328 kasus, Juli 275 kasus, Agustus 276 kasus, September 245 kasus, Oktober 326 kasus, November 371 kasus dan Desember 251 kasus.
”Untuk Bulan Februari terlihat angkanya naik akan tetapi dari pengalaman lima tahun lalu Bulan Januari lah jumlah kasus sangat banyak,” ucapnya.
Lebih lanjut orang nomor wahid di Dinkes Jatim ini mengungkapkan, saat ini yang perlu dilakukan agar kasus DBD tidak naik adalah dengan membudayakan hidup sehat. Minimal dengan membudayakan Perilaku Budaya Hidup Sehat (PHBS) di semua lini masyarakat baik di lingkungan pemerintah, swasta maupun masyarakat luas.
Jika dilihat PHBS di beberapa daerah belum menunjukkan hasil yang memuaskan. ”Kami berharap masyarakat mulai mengutamakan PHBS hal ini untuk mencegah perkembangan nyamuk aedes aegypty di daerah,” ucapnya.
Sementara itu dokter anak di RSUD dr Soetomo, Dominicus Husada menjelaskan, jika sebelumnya penyakit DBD banyak menyerang anak-anak. Namun kini penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut lebih mengancam orang dewasa. Pihaknya melihat ada pergeseran pasiennya, jadi kalau anda melihat data 20 tahun lalu, hampir tidak ada pasien di atas 15 tahun yang kena DBD.
Tapi akhir-akhir ini pasien yang di atas 15 tahun lebih banyak. Di hampir semua negara di dunia ini laporannya sama, dan sekarangpun di dunia ini lebih banyak yang di atas 15 tahun,” katanya.
Menurut data Kementerian Kesehatan pada tahun 1993, penderita usia di atas 15 tahun sekitar 20 persen dan terbanyak pasien berusia 4 sampai 14 tahun sekitar 60 persen, dan sisanya anak usia 1 sampai 4 tahun dan anak di bawah satu tahun. Namun sejak tahun 2003 hingga kini pola usia DBD berubah yakni penderita berusia di atas 15 tahun. [dna]

Keterangan Foto: dr Harsono.

Rate this article!
Tags: