Dinkes Jatim Ajak Sisihkan Anggaran Program Turunkan Stunting

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko bersama Asisten Pemerintahan dan Kesra, Setda Pemprov Jatim, Dr.Suprianto,SH,MH, melihat acara pameran yang digelar dalam Pencanangan Germas Hidup Sehat Turunkan Stunting di Balaikota Batu, Selasa (22/8)

Kota Batu,Bhirawa
Gangguan pertumbuhan pada anak atau biasa disebut stunting di Jawa Timur saat ini sudah mencapai 26 persen. Guna menekan angka tersebut, Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jatim menggelar pencanangan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat untuk menurunkan Stunting di Balai Kota Among Tani, Selasa (22/8).
Gerakan ini dibarengi dengan pencanangan Gerakan Menjamin Ibu Hamil Cukup Gizi. Hal ini dilakukan khususnya untuk 1000 hari pertama sehingga ibu hamil bisa memiliki kehidupan yang berkualitas, ibu selamat dan bayi sehat.
“Kegiatan ini penting untuk menggugah masyarakat agar mengetahui dan terlibat aktif menurunkan stunting di Jawa Timur,”ujar Asisten Pemerintahan dan Kesra, Setda Pemprov Jatim, Dr.Suprianto,SH,MH, Selasa (22/8).
Adapun kegiatan ini sengaja dilaksanakan di Kota Batu karena di Kota ini jumlah stunting-nya sehingga diperlukan langkah untuk menggugah masyarakat apa perlunya mencegah stunting. Selain itu, Pemprov berharap seluruh Daerah Kota/ Kabupaten ikut serta menyisihkan anggaran untuk program penurunan stunting.
Diketahui, di Jatim ada 11 Kota/ Kabupaten yang menjadi perhatian Pemerintah Pusat karena angka stuntingnya tinggi. Namun angka tersebut juga melihat agregat lain seperti ekonomi, geografis dan angka kemiskinan.
Menurut Suprianto banyak indikator yang menyebabkan stunting seperti kesehatan lingkungan, dan yang paling utama adalah masalah gizi yang harus diperhatikan mulai dari anak dalam kandungan hingga 2 tahun. Hal ini termasuk upaya pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada balita selama 6 bulan sejak lahir.
“Gizi buruk memang salah satu penyebabnya karena tidak terjangkau makanan yang bergizi, tapi hal itu tidak menjadi monopoli orang miskin saja, orang punya duit pun anaknya bisa stunting kalau tidak memperhatikan asupan gizi anak,” jelas Suprianto.
Terpisah, Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinkes Pemprov Jatim, drg.Vitria Dewi,MSi mengatakan dalam permasalahan ini, pemenuhan gizi memang menjadi solusi yang tepat. “Momen pencanangan ini menjadi tonggak semangat bersama-sama mengatasi stunting, tidak hanya bisa dilakukan oleh masyarakat, tapi harus melibatkan banyak elemen,” ujar Vitria.
Ditambahkan Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko bahwa ada kegembiraan bisa mencanangkan gerakan ini di Kota Batu. Apalagi berdasarkan survei Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa penyandang stunting di Kota Batu ada sebanyak 30,4 persen.
“Mendengar itu saya prihatin, di Kota Batu yang gemah ripah lo jinawi, penghasil susu terbesar di Jawa Timur, penghasil sayuran dan buah-buahan koq masih sangat besar stuntingnya. Apa sebenarnya yang menjadi masalah?,”ujar Dewanti.
Menurutnya, data di Dinas Kesehatan Kota Batu jumlah stunting di Kota Batu hanya berjumlah 10 persen. “Entah data mana yang benar, semua harus kita evaluasi dan kita harus banyak mensosialisasikan, mengedukasi masyarakat. Ke depan program pencegahan stunting harus kita prioritaskan,” ajak Dewanti.(nas)

Tags: