Dinkes Jatim Bentuk Wamantik Antisipasi DBD

dr Harsono

dr Harsono

Surabaya, Bhirawa
Untuk mengatasi penularan Demam Berdarah (DB), Dinkes Jatim membentuk Wamantik (Siswa Pemantau Jentik). Diharapkan pembentukan Wamantik dapat menjadi ujung tombak bagi Dinkes dalam mengawal perkembagbiakan Nyamuk Aedes Aegypti.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Harsono, kini pelibatan sektor pendidikan dalam mengawal kesehatan di Jatim sangat penting. Dengan jumlah sekolah dan siswa yang banyak menjadikan peran peserta didik sangat menentukan dalam membangun Jatim lebih sehat. Nantinya akan dimasukkan dalam ektrakulikuler, sehingga peserta didik lebih paham penyakit DB.
”Wamantik ini akan dibentuk di tiap-tiap sekolah yang nantinya akan memiliki peran melakukan kegiatan surveilans, preventif serta promotif, kepada masyarakat,” paparnya.
Selanjutnya, peran surveilans yang dilakukan meliputi identifikasi kontainer, menghitung indeks kontainer dan indeks rumah. ”Sementara untuk peran preventif yang dilakukan yakni siswa dilatih untuk memahami pentingnya gerakan 3M dan mampu mengaplikasikan di lingkungan rumah khususnya dan lingkungan sekolah dan masyarakat pada umumnya,” katanya .
Nantinya siswa juga melakukan monitoring dan pemberantasan jentik serta menanamkan sejak dini kepada para siswa dan masyarakat mengenai bahaya DBD.
Dari data Dinkes Jatim, Kasus DBD yang terjadi di awal tahun ini hingga 29 Januari 2016 ada 1.402 kasus dan 37 penderita meninggal dunia. Dan terdapat lima daerah yang dinyatakan endemik DB seperti Jombang, Sumenep, Jember, Banyuwangi dan Malang
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menyatakan, ada lima kabupaten/kota di Jatim sebagai kawasan endemik penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini dilihat dari Perkembangan penyakit DBD  yang terhitung selama bulan Januari 2016 yang terjadi di Provinsi Jatim.
”Lima kabupaten/kota di Jatim diantaranya Jombang, Sumenep, Jember, Banyuwangi dan Malang,” ungkapnya.
Diharapkan, kewaspadaan ke kabupaten/kota, agar selalu melakukan pendampingan penanganan kasus DBD di RS dan Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) di kabupaten untuk lebih prioritas, pendistribusian logisik larvasida dan insektisida, dan melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) penyelidikan epidemologi ke kabupaten/kota Jatim.
”Kami mengimbau masyarakat untuk segera membawa penderita demam ke fasilitas kesehatan terdekat agar mengetahui apakah penderita terkena DBD dengan melakukan tes darah, supaya terdeteksi secara dini,” tandasnya. [dna]

Tags: