Dinkes Jatim dan NI Komitmen Tingkatkan Pencegahan Stunting

Nutrition International (NI) bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jatim komitmen dalam pencegahan dan penurunan stunting, Kamis (2/5).[gegeh/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Nutrition International (NI) bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jatim menggelar diskusi bertema Penguatan Program Integrasi Zat Gizi Mikro untuk meningkatkan komitmen dalam pencegahan dan penurunan stunting, Kamis (2/5).
Pertemuan yang dihadiri sekitar 180 orang dari 38 Dinas Kesehatan Kabupaten-Kota se-Jatim, para peserta saling bertukar pembelajaran dan praktik, baik untuk mencegah dan menurunkan angka stunting serta membahas pendekatan terbaik dalam mengintegrasikan program Zat Gizi Mikro.
“Nutrition International berterima kasih kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur begitu juga dengan Dinas Kesehatan Kabupaten untuk kepemimpinan mereka dalam menangani kesehatan dan gizi untuk ibu hamil dan anak-anak,” kata Direktur Nutrition International Dr Sri Kusyuniati.
Pihaknya mengaku bangga telah menjadi bagian dari kemitraan, di mana Pemerintah Kanada dan Australia mendukung untuk memaksimalkan sumber daya dalam mengintegrasikan program Zat Gizi Mikro yang berkontribusi pada percepatan pencegahan dan penurunan stunting.
“Dengan menggabungkan kekuatan dan pembelajaran dari satu sama lain, kita dapat menjangkau lebih banyak ibu hamil dan balita untuk memberikan layanan suplementasi zat gizi mikro serta program kesehatan dan gizi lainnya yang lebih efisien dan mempromosikan layanan tersebut dan manfaatnya bagi perempuan dan keluarga balita,” terangnya.
Dikatakan Sri, Jatim memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, sehingga berkontribusi besar pada stunting, tidak hanya di 12 kabupaten lokus stunting, tapi juga di kabupaten lain. Total stunting di Jatim masih tinggi yakni 30 persen dari jumlah balita yang ada.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim drg Vitria Dewi MSi mengatakan bahwa dalam pertemuan kali ini dipertemukan dari Gizi, Farmasi, Promkes, P2, karena masing-masing punya peran. Misalkan Seksi Farmasi sudah menyiapkan Tablet Tambah Darah, Seksi Promosi Kesehatan harus bisa mempromosikan.
“Dari pertemuan ini, masalah anemia bisa ditanggulangi. Juga kerjasama dan integrasi antar program semakin baik, termasuk perubahan perilaku di masyarakat terjadi. Kolaborasi antara P2 dan Gizi untuk pencegahan dan penanggulangan diare,” terangnya.
Melalui program MITRA di 10 kabupaten di Jawa Timur, Nutrition International telah melatih lebih dari 300 tenaga kesehatan, pengelola program dari Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas pada pengetahuanpemantauan, pelaporan, perhitungan pengadaan dan konseling. Lebih dari 250 puskesmas di 10 kabupaten menerima seperangkat Materi Komunikasi Perubahan Perilaku tentang keterampilan konseling dan promosi pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan anemia, suplementasi vitamin A, dan penanganan diare. [geh]

Tags: