Dinkes Jatim Jamin Stok MPASI Aman

Kepala Dinkes Jatim, dr HarsonoSurabaya, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim memastikan pasokan Makanan Pendamping ASI (MPASI) relatif lebih stabil. Dari data yang diperoleh di lapangan menyebutkan pasokan MPASI sebanyak kurang lebih 1000 kg atau 1 ton MPASI.
”Pasokan MPASI di Dinkes masih ada banyak karena MPASI yang diberikan kepada balita gizi buruk di Jatim tidak banyak,” ujar Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono.
Harsono mengungkapkan, stok MPASI Dinkes Jatim diberikan manakala ada Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk di daerah atau pada saat terjadi bencana. Untuk KLB di Jatim sampai saat ini belum ditemukan akantetapi untuk kejadiaan bencana alam banyak ditemukan di Jatim. Beberapa waktu lalu Dinkes memberikan bantuan MPASI kepada para korban bencana alam Gunung Kelud yang tersebar di tiga daerah seperti Malang, Blitar dan Kediri.
”Tiga daerah ini kita berikan MPASI karena banyak dari anak atau balita yang kekurangan gizi atau makanan tambahan,” terangnya.
Mantan Bupati Ngawi ini menuturkan, untuk pengalokasian MPASI, Pemprov Jatim melalui Dinkes Jatim menyediakan MPASI kurang lebih 1 ton MPASI. Untuk pendistribusiaanya akan diberikan kepada daerah-daerah yang rawan balitanya terkena gizi buruk. Untuk daerah-daerah yang rawan gizi buruk Dinkes Jatim telah memetakannya diataranya adalah Kabupaten Sampang, Kota Pasuruan, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Pasuruan.
Untuk Kabupaten Sampang jumlah gizi buruknya masih tinggi yaitu 4,5 persen dari total anak yang ada. Kota Pasuruan jumlah gizi buruknya 43,5 persen dari total anak yang ada.  Kabupaten Situbondo jumlah gizi buruknya 41,5 persen dari total anak yang ada dan Kabupaten Pasuruan jumlah gizi buruknya 37,5 persen dari total anak yang ada.
”Empat daerah ini yang menjadi fokus garap Dinkes dalam meningkatkan asupan gizi kepada balita,” tambahnya.
Lebih lanjut pria berkacamata ini menyatakan, untuk daerah yang gizi balitanya sudah tercukupi maka Dinkes tidak memberikan akan memberikan bantuan MPASI. Untuk daerah seperti Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kota Madiun, dan Kota Batu asupan gizinya terjamin. Jika dilihat kasus gizi buruk daerah tersebut adalah Untuk Kabupaten Tulungagung jumlah gizi buruknya sebesar 0,5 persen dari total anak yang ada. Trenggalek jumlah gizi buruknya sebesar 0,6 persen dari total anak yang ada, Kota Madiun jumlah gizi buruknya sebesar 0,6 persen dari total anak yang ada. Sedangkan Kota batu jumlah gizi buruknya sebesar 0,6 persen dari total anak yang ada.
”Jadi pada prinsipnya bantuan ini akan tetap diberikan jika ada kasus gizi buruk yang tinggi dan tidak adanya anggaran dari Pemerintah kota/kabupaten dalam penyediaan MPASI,” ucapnya. [dna]

Keterangan Foto : dr Harsono.

Rate this article!
Tags: