Dinkes Jatim Percepat Atasi Tiga Masalah Kesehatan

Surabaya, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur telah menggelar Rapat Koordinasi Kesehatan Daerah (Rakorkesda) terkait percepatan eliminasi tuberkulosis, penurunan stunting dan peningkatan cakupan serta mutu imunisasi di Provinsi Jatim tahun 2018-2019, Senin (2/4) kemarin.
Kepala Dinkes Jatim Dr dr Kohar Hari Santoso usai membuka Rakorkesda mengatakan bahwa hal ini sebagai tindak lanjut dari Rakorkesnas pada 8 Maret lalu. “Kami kumpulkan teman-teman kepala dinas dan teman-teman direktur untuk membahas berbagai persoalan tersebut karena itu muaranya pada aspek kebijakan dan aspek teknis. Setelah itu diharapkan masing-masing kabupaten untuk kemudian melakukan langkah yang sama terhadap persoalan yang masih dihadapi berkenaan dengan tuberkulosis, stunting dan imunisasi,” katanya.
Di tempat yang sama, Dirjen Pencegahan & Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI dr Anung Sugihantono MKes mengatakan, target eliminasi stunting pada 2030 dengan capaian di bawah angka 20 persen. “Untuk imunisasi kami harapkan coverage-nya bisa 100 persen dan tidak ada lagi kejadian PD3I (Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,red) pada 2020,” kata dia.
Anung menyampaikan, secara nasional angka stunting pada 2017 mencapai 29,6 persen dan untuk balita di bawah 2 tahun mencapai 27,6 persen. “Tahun ini pemerintah sudah menjalankan program 1.000 desa di 100 kabupaten untuk menekan stunting. Pada 2018 ini implementasi dan pada 2019 kesepakatan untuk menuntaskan stunting di seluruh desa di 100 kabupaten dan ditambah 50 kabupaten atau kota lainnya,” terangnya.
Untuk Jatim, Kohar menjelaskan, angka stunting lebih sedikit dari nasional. “Nasional 27,6 persen dan di Jatim 26,1 persen. Padahal kami ingin seperti negara maju, di mana stuntingnya itu hanya 20 persen. Itu yang kami kejar,” jelasnya.
Persoalan stunting, lanjutnya, masalah gizi kronis. Mengapa gizi bermasalah? Pihaknya mengatakan, bisa karena ketersediaan pangan. Yang kedua pengetahuan gizi masyarakat. “Pengetahuan gizi masyarakat ini yang perlu kami tingkatkan, perlu kami dampingi supaya yang dimakan itu bagus,” ujarnya. [geh]

Tags: