Dinkes Jatim Sebut Sudah Diteliti WHO

Polemik Vaksin MR
Dinkes Jatim, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim meminta masyarakat untuk tidak berpolemik terkait halal atau tidak halal pemberian vaksin Measles Rubella (MR) atau imunisasi campak pada anak.
Kepala Dinkes Jatim, Dr dr Kohar Hari Santoso menjelaskan masalah halal tidak halal vaksin sudah diteliti pakar dunia termasuk WHO. “Masalah halal tidak halal vaksin sudah diteliti pakar dunia termasuk WHO,” katanya akhir pekan lalu.
Imunisasi vaksin MR, lanjutnya, tidak hanya dilakukan di Indonesia namun juga sudah dilakukan penduduk muslim lainnya termasuk Arab Saudi. Di Indonesia diakuinya vaksin MR belum tersertivikasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“MUI memang belum mengeluarkan halal atau haram, tapi tindakan imunisasi dibolehkan oleh MUI. Vaksin perlu penelitian MUI untuk menyatakan halal, produsen dan MUI perlu melakukan itu juga,” jelasnya.
Di Jatim pelaksanaan vaksin MR menunjukkan trafik menggembirakan. Pihaknya mencatat 8,7 juta lebih anak di Jatim telah mendapatkan imunisasi campak dan rubela atau MR. “Imunisasi ini manfaatnya banyak, di Jatim sudah dilakukan dan hasilnya sudah dirasakan, rubela sangat jauh terkendali,” terangnya.
Produsen, lanjut Kohar, sebenarnya sudah menyampaikan vaksin aman dan tidak menunjukkan indikasi halal dan haram. ” Tapi kita harus tahu sertifikat halal haram suatu produk barang dari MUI,” paparnya.
Kohar mengakui ada daerah yang masih menolak pelaksanaan imunisasi. Itu tentu saja dapat berpengaruh dengan apa yang diprogramkan pemerintah terkait sasaran capaian imunisasi. “Kalau di masyarakat berkembang pemahaman polemik halal haram itu bisa mengurangi capaain sasara. imunisasi. Karena ada opoini bisa mengganggu capaian imunisasi,” terangnya.
Menurutnya, wilayah yang belum terkover imunisasi dikhawatirkan dapat terserang penyakit. “Jadi Kalau terjadi atau area belum terkover imunisasi berarti ada masyarakat yang anti bodinya bisa terganggu dan dapat terserang penyakit,” imbuhnya. [geh]

Rate this article!
Tags: