Dinkes Jatim Siap Dukung Pendirian Selter HIV/AIDS

HIV_AIDS_1Surabaya, Bhirawa
Setelah dinyatakan positif HIV dan TBC , bayi tiga bulan yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomodi mendapatkan kepastian dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim. Rencananya setelah kondisi bayi tersebut dinyatakan stabil oleh dokter pihak Dinkes melalui Dinas Sosial (Dinsos) Jatim siap membuatkan selter.
”Kita siap kerjasama dengan Dinsos Jatim untuk membangun selter, akan tetapi pembangunan ini perlu ada kordinasi dengan pihak Dinsos Jatim,” kata Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono.
Harsono menyatakan, saat ini tugas Dinkes Jatim melalui rumah sakit Soetomo adalah merawat agar bayi tersebut kondisinya stabil. Jika dilihat kondisi kesehatan bayi sekarang mengalami kemajuan, hal ini terlihat dari kenaikan berat badan dari 3,3 kg menjadi 3,8 kg.  ”Jika sebelumnya sangat kurus maka saat ini berat badannya sudah bertambah.
Lebih lanjut mantan Bupati Ngawi ini mengungkapkan, selama selter tersebut belum dibangun maka selama itu pula bayi tersebut akan dirawat dan menjadi tanggungan rumah sakit. Rumah sakit akan bertanggung jawab penuh dalam merawat dan mengobati bayi tersebut.  ”Rumah sakit dr Soetomo itukan milik Pemprov, jadi tidak masalah jika sementara waktu bayi tersebut dititipkan di sana,” tegasnya.
Lebih lanjut Harsono mengaku, dalam pembentukan selter HIV/AIDS, Dinkes Jatim akan melakukan supervisi dan pendampingan ke Dinsos Jatim. Menurutnya, Dinsos yang membangun selter sedangkan Dinkes berperan sebagai supervisi.
”Untuk tempat pendirian selter yang punya Dinsos karena Dinsos punya banyak lahan. Sedangkan Dinkes sendiri akan menyendiakan obatnya dan pendampingan kepada para perawat atau pengelola selter HIV/ADIS,” paparnya.
Menanggapi pernyataan di atas Direktur RSUD dr Soetomo, dr Dodo Anondo mengaku, pihaknya mendukung upaya Dinkes dan Dinsos untuk mendirikan selter. Pendirian selter HIV/AIDS akan menjadi wadah atau tempat bagi orang atau pasien yang positif HIV/AIDS.
”Memang pendirian selter ini tidak mudah diperlukan persiapan yang matang dalam mengelolanya,” ucapnya singkat.
Sementara Kepala Dinas Sosial Jatim, Indra Wiragana mengatakan, pihaknya tetap menyerahkan bayi HIV/AIDS di tangan Dinas Kesehatan beserta jajarannya seperti RSUD Dr Soetomo.
Sebab, bayi tersebut mengalami penyakit yang belum ada obat penyembuhnya.
Selain itu, bayi tersebut masih berusia tiga  tahun sehingga penanganan membutuhkan perhatian lebih. Disisi lain, Dinas Kesehatan beserta jajarannya lebih mempunyai kemampuan untuk bisa merawat bayi tersebut.
Lebih lanjut ditegaskannya, selama ini dalam penanganan terhadap PMKS sebenarnya Dinsos Jatim selalu menangani dari sisi sosialnya..
“Kalau sudah berkaitan dengan kesehatan, sebenarnya sudah masuk ranah Dinkes dan jajarannya,” tandasnya. [dna.rac]

Tags: