Dinkes Kota Probolinggo Batasi Peran Dukun Bayi

Dukun BayiProbolinggo, Bhirawa
Tingginya angka kematian bayi dalam proses persalinan, jadi perhatian serius Dinas Kesehatan Kota Probolinggo. Salah satu langkah antisipasi yang dilakukan adalah dengan membatasi peran dukun bayi yang masih jadi pilihan warga. “Kami berharap dukun bayi tidak dilibatkan dalam persalinan tapi mereka tetap harus dibina,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan kota Probolinggo, dr Ninik Ira Wibawati, Kamis 10/9.
Dukun bayi baru dilibatkan pasca kelahiran. Seperti untuk perawatan dan pemijatan ibu dan bayi. Sedangkan untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan di masyarakat, Dinkes Kota Probolinggo akan memaksimalkan puskesmas yang sudah ada di setiap kecamatan. Data Dinkes, ada 42 dukun bayi tahun ini, berkurang separuh lebih dari data tahun lalu pasca adanya kesepakatan antara pemkot dengan dukun bayi.
Lebih lanjut dikatakannya, sebagian besar masyarakat Kota Probolinggo belum menyadari akan pentingnya kesehatan, terutama terhadap persalinan aman dan pemberian ASI eksklusif. Di Kota Probolinggo pemberian ASI eksklusif terkendala oleh bidan swasta yang memberikan susu formula pada pasiennya. Meskipun demikian, persoalan tersebut dapat diatasi paska diterapkannya Keputusan Menteri Kesehatan nomor 450 Tahun 2004 tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif, ujarnya.
Regulasi tersebut berhasil menekan promosi susu formula yang dilakukan oleh bidan-bidan swasta. Sementara itu, jumlah kasus persalinan dengan menggunakan jasa dukun bayi di Kota Probolinggo masih tinggi. Masyarakat lebih percaya menggunakan jasa dukun untuk membantu proses persalinan. “Sebaliknya, masyarakat enggan melahirkan di Puskesmas atau dengan bantuan bidan karena harus mengeluarkan biaya yang mahal, padahal tidak demikian,” katanya. [wap]

Tags: