Dinkes Pastikan Siswa Sakit Bukan Karena Imunisasi Difteri

Sekolah Yayasan Sabilul Muhtadin yang sebagian siswanya sempat dirawat di Puskesmas dan rumah sakit pasca imunisasi difteri pekan lalu.

Tulungagung, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung memastikan penyakit yang diderita puluhan siswa Sekolah Yayasan Sabilul Muhtadin Desa Pakisrejo Kecamatan Rejotangan bukan karena dampak imunisasi difteri.
Hasil pemeriksaan Puskesmas Rejotangan menyebutkan siswa sakit akibat typhoid atau penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella.
“Dari sampel air yang telah diperiksa oleh Puskesmas Rejotangan disimpulkan bahwa siswa yang dirawat di Puskesmas Rejotangan positif menderita typhoid atau diare yang diakibatkan oleh bakteri salmonella. Apalagi, ada di antara siswa yang sakit tersebut tidak ikut diimunisasi,” ujar Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Anna Septi Saripah SKM saat mendapingi Kepala Dinkes Kabupaten Tulungagung, dr Mochamad Mastur MM, Selasa (16/1).
Menurut dia, sakit yang diserita siswa di Rejotangan tidak menunjukkan kejadian ikutan setelah diimunisasi. Seperti demam atau panas yang dibawah 38 derajat serta nyeri di bagian tubuh yang disuntik. “Yang terjadi di Rejotangan itu siswa diare, panas dan pusing. Kalau diare itu tidak lazim menjadi ikutan setelah diimunisasi,” paparnya.
Dinkes Tulungagung, lanjut Anna Septi, saat ini sudah pula mengambil sampel air di Sekolah Yayasan Sabilul Muhtadin untuk diperiksa di laboratorium. “Sampel air yang diambil itu adalah air yang dipergunakan sehari-hari oleh sekolah tersebut untuk memasak makanan bagi siswa-siswa di sekolah tersebut,” paparnya lagi.
Dengan dipastikannya siswa di Rejotangan sakit bukan karena diimunisasi difteri, Dinkes Tulungagung akan terus melakukan imunisasi difteri bagi warga setempat yang berumur antara satu tahun sampai 19 tahun. Bahkan, Mastur menargetkan lebih dari 98 persen warga yang harus diimunisasi dapat terimunisasi.
“Waktu imunisasi MR yang terimunisasi di Tulungagung mencapai 98 persen. Sekarang kami optimis di atas itu. Kendati ada kejadian di Rejotangan ini, tetapi respon masyarakat untuk diimunisasi tetap tinggi,” katanya.
Saat ini Dinkes Tulungagung sudah melakukan imunisasi difteri di empat kecamatan. Yakni Kecamatan Karangrejo, Sumbergempol, Ngunut dan Rejotangan. Rencananya, pada awal Februari mendatang warga di 15 kecamatan lainnya juga akan diimunisasi defteri.
“Semua warga Tulungagung yang berumur 1-19 tahun diimunisasi difteri. Imunisasi dilakukan tiga kali dalam setahun. Sekarang, kemudian Juni dan nanti yang ketiga Desember,” tutur Mastur.
Sebelumnya, puluhan siswa MI dan Raudlatul Athfal di Sekolah Yayasan Sabllul Muhtadin Desa Pakisrejo Kecamatan Rejotangan tiba-tiba jatuh sakit pasca dilakukan imunisasi difteri di sekolah mereka akhir pekan lalu. Korban kebanyakan menderita pusing, panas dan diare. Bahkan tiga di antaranya terpaksa harus menjalani rawat inap di Puskesmas Rejotangan dan dua rumah sakit lainnya. [wed]

Tags: