Dinkes Sidoarjo Imbau Pengelola Air Minum Desa Waspada Bakteri

Fasilitas tandon Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) yang dikelola di Ds Sidomulyo Kec Krian. [alikus/bhirawa].

Sidoarjo, Bhirawa
Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo minta kepada anggota asosiasi sarana penyediaan air minum dan sanitasi atau SPAMS yang ada di desa, supaya bisa menjaga kualitas higienis air yang dihasilkan.
Menurut drs Supaat Setia Hadi SKM, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja Dan Olahraga Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, produksi yang mereka hasilkan dievaluasi sudah layak untuk kebutuhan cuci dan mandi. Namun bila untuk dipakai sebagai air minum masih harus direbus.
“Menurut sample yang kami dapat dari SPAMS yang ada di Kab Sidoarjo, airnya cukup bersih. Namun untuk minum masih harus direbus. Karena rata-rata masih ada kandungan bakterilogi,” kata Supaat, ditemui disela-sela kegiatan sosialisasi pengelolaan air minum yang aman bagi KPSPAM/HIPAMS, di ruang delta karya Setda Sidoarjo, Rabu (19/2) kemarin.
Masih adanya bakterilogi itu, kata Supaat, karena diakui air dari sumur di wilayah Sidoarjo masih ada rembesan dari sungai. Sementara, saat ini kondisi sungai di Sidoarjo memprihatinkan. Karena menjadi tempat masyarakat untuk membuang sampah dan limbah.
“Air sungai yang kotor itu bisa menimbulkan sejumlah penyakit. Misalnya kolera, diare dan hepatitis,” katanya.
Ketua Asosiasi Sarana Penyedia Air Minum dan Sanitasi Kab Sidoarjo, Nurkholis, mengatakan sejak tahun 2014 – 2019 ada sebanyak 45 desa yang telah mengelola air minum dan sanitasi. Sedangkan mulai tahun 2020 ini ada lagi sebanyak 34 desa, namun
belum beroperasi, sebab masih dalam proses pembangunan sarana.
Rinciannya, di Kec Krembung ada 13 desa, Kec Prambon ada 9 desa, Kec Krian ada 4 desa, Kec Balongbendo ada 8 desa, Kec Tarik ada 2 desa, Kec Wonoayu ada 2 desa, Kec Tulangan ada 4 desa, Kec Candi ada 1 desa dan Kec Tanggulangin ada 2 desa.
“Pembangunan sarana ini memang dikhususkan di desa, yang memang tidak bisa terjangkau oleh pipa PDAM,” jelasnya.
Ditanya tentang kualitas air di 45 SPAMS itu dengan air PDAM, menurut Nurkholis boleh saja dibandingkan. Ia menjelaskan adanya SPAMS tersebut berasal dari program Kementerian PU, yang tujuannya untuk bisa menghasilkan air yang bersih yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan.
“Salah satunya untuk mencegah kasus stunting. Ini program nasional,” jelas Nurkholis, ketua asosiasi SPAMS Sidoarjo periode 2015-2020 itu.
Air yang dikelola SPAMS Sidoarjo, kata Nurkholis, diambil dari kedalaman 100 meter dibawah tanah. Air ini dijual dengan harga bervariasi mulai Rp1500 sampai Rp2000 per meter kubik. (kus)

Tags: