Dinkes Target Turunkan Kasus TB

Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada penderita TB. [dna/bhirawa]

Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada penderita TB. [dna/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Kendati jumlah pasien tuberculosis (TB) di Jatim mengalami peningkatan tajam dari tahun sebelumnya tidak membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim pesimis dalam menurunkan jumlah kasusnya. Dari data yang dihimpun di lapangan jumlah kasus TB di Jatim tahun 2013 sebanyak 43.725 orang sedangkan tahun 2012 sebanyak 41.440 orang.
”Jika dilihat trend penyebaran kasus TB di Jatim mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya,” jelas Kepala Dinkes, dr Harsono.
Menurut Harsono, tahun 2014 ini Dinkes Jatim menetapkan jumlah kasus TB di Jatim sebanyak 40.000 orang dan angka ini turun 3.725 dari totol kasus penderita TB tahun 2013.
Banyak hal yang harus disiapkan Dinkes untuk menurunkan jumlah kasus TB di Jatim di antaranya adalah menyiapkan seluruh puskesmas di Jatim dan rumah sakit pemerintah atau swasta untuk mengobati pasein TB dengan standar Internasional.
Melibatkan sektor swasta seperti klinik swasta dan dokter praktik swasta untuk meningkatkan akses pengobatan TB yang bermutu, menyediakan obat TB gratis, memperkuat kemitraan dengan LSM (Aisyiyah, NU, PPTI, Japeti, red), membangun jejaring laboratorium TB, dan menyediakan obat.
Ditambahkannya, Dinkes Jatim akan menyiapkan layanan TB kebal obat di RSUD dr Soetomo, RSUD dr Saiful Anwar dan Rumah Sakit Paru Jember. “Kami berusaha keras agar tahun depan jumlah penderita kasus TB di Jatim turun.
Selain itu pihaknya juga mengajak kepada masyarakat untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan dengan cara menjaga ventilasi rumah. Juga olah raga teratur minimal 30 menit perhari, makan-makanan yang bergizi, tidak merokok, melaksanakan etika batuk, segera memeriksakan diri bila mengalami batuk lebih dari dua minggu dan terakhir berobat secara teratur sampai tuntas bila mengalami sakit TB.
Sementara itu Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes Jatim Setyo Budiono menyatakan, penularan penyakit TBC sangat cepat . Mudahnya perkembangan bakteri TBC disebabkan karena kondisi lingkungan yang tidak sehat seperti, tidak adanya cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah, ruangan atau rumah dalam kondisi lembab dan sanitasi atau ventilasi rumah yang buruk.
“Jika rumah selalu dalam tertutup rapat tanpa ada sinar matahari yang masuk maka bakteri  akan cepat berkembang, Memang berat menghilangkan penyakit TBC di masyarakat karena selain faktor perilaku,  faktor lingkungan turut mendukung penyebaran dan perkembangbiakkan bakteri TBC,” terangnya.,” ujarnya.
Dijelaskannya, untuk penularan penyakit TBC sangat mudah, bisa lewat  batuk dan bersin. Untuk sekali batuk, penderita TBC akan mengeluarkan 3.000 kuman, sedangkan untuk sekali bersin penderita TBC akan mengeluarkan 3 juta kuman.
“Jadi dapat dibayangkan jika satu orang batuk dan bersin berkali-kali, berapa kuman yang harus keluar dari hidung dan mulut penderita TBC. Bisa jutaan kuman yang keluar,” jelasnya.
Untuk mengatasi agar penyebaran dan penularan kuman tidak menyebar, penderita TBC harus berupaya keras untuk menghindari kontak langsung dengan penderita saat batuk atau bersin. Penderita harus membelakangi dan mengambil posisi yang berlawan dengan orang lain.
Selain itu penderita wajib menggunakan masker atau alat pelindung pada saat batuk dan bersin. “Jangan sampai batuk dan bersin hanya ditutupi dengan tangan karena tangan tidak mampu menghilangkan kuman penyakit TBC,” jelasnya. [dna]

Rate this article!
Tags: