Dinkes Tuban Pelajari Tanaman Obat Kota Batu

Rombongan dari Dinas Kesehatan Tuban mempelajari bagaimana mengolah dan memanfaatkan tanaman obat-obatan yang diperagakan petugas Balai Meteria Medica Batu

Rombongan dari Dinas Kesehatan Tuban mempelajari bagaimana mengolah dan memanfaatkan tanaman obat-obatan yang diperagakan petugas Balai Meteria Medica Batu

Kota Batu, Bhirawa
Keberadaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Kota Batu banyak menarik perhatian dari beberapa kelompok masyarakat maupun Pemerintah dari luar kota. Salah satunya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tuban yang berniat mengembangkan Toga atau tanaman herbal sebagai pengobatan tradisional (Batra) di daerahnya.
Untuk itu, rombongan Dinkes Kab.Tuban menggali ilmu tentang tanaman herbal dengan melakukan kunjungn kerja ke Balai Materia Medica di Jl Lahor Kota Batu, kemarin (13/12).
Sebanyak 30 orang dari Bidang Kesehatan Keluarga (Kesga), Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban ini berkunjung ke Materia Medica untuk belajar tanaman yang bisa dijadikan obat tradisional ini.
“Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang baru nanti, ada seksi yang baru, yakni Seksi Batra atau pengobatan tradisional, karena itu hari ini kita datang ke Materia Medica ini untuk menggali pengetahuan tentang obat keluarga,” ujar Kasi Gizi, Kesehatan Keluarga di Dinkes Kabupaten Tuban, Menik Musahada, Selasa (13/12).
Saat ini Toga di Kabupaten Tuban masih menjadi primadona, terlebih saat ini trend pengobatan yang ada adalah back to nature. Karena dengan mengkonsumsi obat keluarga lebih aman dan meringankan fungsi ginjal, beda dengan jika mengkonsumsi obat kimia, dimana kerja ginjal lebih berat. Meski sudah lama mempelajari Toga, ternyata masih banyak pengetahuan yang bisa digali. Menik mencontohkan bahwa pihaknya baru mengetahui kalau dalam tanaman Mlinjo juga ada penetral dari penyakit yang mungkin disebabkan oleh Mlinjo.
”Mlinjo itu kandungan kalorinya kan tinggi, bisa menaikkan kadar asam urat, hari ini kita baru tahu, ternyata daun mlinjo adalah obatnya, karena bisa menurunkan kadar asam urat,” jelas Menik.
Hal ini akan disosialisasikan kepada masyarakat, namun ia berharap Meteria Medica mendukung hal ini dengan data penelitian yang bisa dijadikan pedoman untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat.
Terpisah, Penyuluh Kesehatan Masyarakat di Balai Materia Medica Batu, Sabrina Aprilia Samarta, mengatakan bahwa minat masyarakat dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dari jumlah kunjungan ke Meteria Medica dari tahun ke tahun.
“Dibandingkan tahun 2015 lalu, kunjungan pada tahun 2016 ini meningkat, tidak hanya dari dinas kesehatan saja yang berkunjung, siswa SD sampai mahasiswa, kelompok masyarakat seperti PKK hingga puskesmas datang juga ke sini,” ujar Sabrina.
Ia mengatakan kebanyakan yang hadir untuk melakukan penelitian obat dan mencari tahu kandungan tanaman obat yang ada. Sabrina mengatakan bahwa sebenarnya masyarakat memiliki keinginan untuk membudidayakan tanaman obat, mereka punya lahan namun kebanyakan tidak mengetahui khasiatnya. Materia Medica selain memberikan penyuluhan, juga melakukan budidaya dan pengelolaan obat keluarga.
“Ada 60 Aparatur Sipil Negara (ASN) disini dengan 20 tenaga ahli Toga,” jelasnya. [nas]

Tags: