Dinkes Turnkan Satgas Penakib Tekan AKI

Febria Rachmanita

Febria Rachmanita

Surabaya, Bhirawa
Surabaya mentargetkan angka kematian ibu (AKI) turun dari tahun sebelumnya. Untuk itu Dinkes Surabaya menurunkan Satgas AKI melakukan sosialisasi waspada penyebab kematian ibu sampai tingkat kelurahan.
Dari data yang dihimpun Dinkes Surabaya menyebutkan tahun 2012 kasus AKI sebanyak 60 kasus, turun menjadi 49 di tahun 2013 dan tahun 2014 lalu hanya 39 kasus.  ”Kami berharap tahun ini AKI Surabaya turun dratis dari tahun lalu,” ujar Kepala Dinkes Surabaya, Febria Rachmanita.
Febria mengatakan, untuk mengurangi AKI di Surabaya dirinya sudah membentuk Satuan Tugas Penurunan Kematian Ibu dan Bayi (Satgas Penakib) Kota Surabaya. Adanya Satgas Penakib ini diperkuat dengan SK Wali Kota Surabaya.
Satgas Penakib yang baru terbentuk langsung bergerak untuk melaksanakan sosialisasi ke kecamatan, kelurahan, dan lintas sektor lainnya dan membentuk Satgas Penakib tingkat kecamatan dan kelurahan. Disamping itu juga dilakukan penggalangan komitmen Direktur Rumah Sakit Se- Surabaya dalam akselerasi penurunan AKI-AKB.
Menurutnya, ada beberapa penyebab kematian ibu ketika melahirkan yaitu yang pertama karena pendarahan. Angka kematian ibu, 20-50 persen kematian disebabkan karena adanya pendarahan yang tidak terkontrol. Faktor selanjutnya yaitu eklamsia (Kondisi yang ditandai dengan gagal ginjal, kejang, dan koma saat kehamilan atau pasca melahirkan, sehingga dapat berujung pada kematian ibu).
Penyebab lainnya karena infeksi bakteri yang terjadi di uterus (rahim) yang disebut dengan sepsis. Ini terjadi beberapa hari setelah melahirkan. Penyebab lainnya yaitu karena Infeksi. Infeksi termasuk penyebab yang tidak langsung penyebab kematian. Infeksi biasanya berupa malaria, tuberkulosis dan hepatitis.
Selain itu penyebab lainnya yaitu gagal paru, yang merupakan kegagalan pernapasan akut, dan beresiko tinggi menimbulkan kematian. Dimana pada gagal paru ini terjadi setelah proses persalinan. Angka kematian ibu yang sedang melahirkan di Indonesia menurut survei demografi dan kesehatan
Ketua Tim penggerak PKK Jatim, Nina Soekarwo, menekankan pentingnya pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader PKK. Selama 10 bulan mulai dari kehamilan sampai masa nifas, terbukti mampu mencegah kematian ibu melahirkan.
Menurut Nina, faktor penyebab kematian ibu itu sangat banyak. Mulai masalah sosial, budaya, edukasi yang kurang, hingga persoalan ekonomi. Namun, penyebab paling banyak kematian ibu melahirkan adalah preeklampsia (tekanan darah tinggi saat melahirkan). “Kematian ibu yang paling banyak, salah satunya adalah pendarahan akibat kurang cepat dalam penanganan,” katanya.
Nina menjelaskan, program dimulai pada tahun 2013 lalu dengan menerjunkan 400 kader PKK untuk mendampingi 400 ibu hamil yang tersebar di delapan kabupaten/kota di Jatim yaitu Sampang, Ngawi, Pamekasan, Trenggalek, Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Kediri. [dna]

Tags: