Dinkes Vaksin CJH Asal Bojonegoro

salah-satu-calon-jemaah-haji-sedang-melakukan-vaksinasi-sebelum-berangkat-ke-tanah-suci-mekah.

salah-satu-calon-jemaah-haji-sedang-melakukan-vaksinasi-sebelum-berangkat-ke-tanah-suci-mekah.

Bojonegoro, Bhirawa
Sebagai persiapan menjelang keberangkatan ibadah haji tahun 2015, seluruh Calon Jamaah Haji (CJH) asal Bojonegoro mengikuti vaksinasi meningitis dan influenza yang dikoordinatori langsung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro. Vaksinasi dilakukan secara bergantian, mulai tanggal 27 sampai 30 Juli 2015 di kantor Koperasi Berdikari berada di Jalan Panglima Polim Bojonegoro.
Tujuan vaksinasi ini adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh CJH dari penyakit meningitis dan influenza. Selain itu, juga dilakukan penilaian terkahir terhadap Wanita Usia Subur (WUS) untuk tes kehamilan. Sebab, ada ketentuan bahwa wanita hamil yang usia kehamilannya kurang dari 14 minggu dan lebih dari 26 minggu dilarang melakukan penerbangan.
“Vaksinasi ini merupakan sebuah keharusan bagi CJH sebelum berangkat,”  kata Kasi Pengamatan Penyakit dan Kesehatan Matra Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro, Kun Sucahyono, kepada Bhirawa Senin (27/7) kemarin.
Dari penilaian akhir ini, sampai saat ini belum ditemukan CJH yang hamil. Ia menambahkan, bahwa bagi wanita hamil juga tidak bisa dilakukan vaksinasi. Dari penilaian akhir ini, sampai saat ini belum ditemukan CJH yang hamil. Ia menambahkan, bahwa bagi wanita hamil juga tidak bisa dilakukan vaksinasi.
Kun Sucahyono menjelaskan, tes kesehatan merupakan kegiatan terakhir di Kabupaten, setelah sebelumnya sudah dilakukan di masing-masing Puskesmas, tes dasar dan lanjutan. “Sekarang ini pemberian vaksin minginitis dan enfluenza, mengantisipasi virus ebola dan mers di timur tengah. Tidak ingin jamaah haji Bojonegoro terkena,” terangnya.
Dalam tes kesehatan yang dibagi beberapa gelombang itu dimulai pukul 08.00 WIB sampai 14.00 WIB, para jamaah akan di cek fisik dan laboratorium, serta ronsen dan juga EGC. Tetapi jika diperlukan, rujukan lanjutan ke RSUD Bojonegoro karena resiko atau hipertensi tinggi. “Virus itu (ebola dan mers) timbulnya dari timur tengah dan sifatnya menular pada kerumunan orang banyak. Ini pencegahan, mengurangi dan melindungi jamaah,” tukasnya.
Ditambahkan, hasil pemeriksaan dasar dan lanjutan ini, lebih banyak mandirinya dan pengawasan bagi yang sudah lanjut usia. Serta jumlah jamaah yang akan di tes, harus mendapat rekomendasi Kementian Agama (Kemenag), yakni sekitar 1.158 jamaah.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), sampai dengan 30 Juli 2014 terdapat 1.440 kasus dengan 826 kematian akibat virus Ebola yang berjangkit di Afrika Barat meliputi negara Guinea, Nigeria, Liberia, dan Sierra Leone, namun sejauh ini menurut Dinas Kesehatan Bojonegoro Ebola Virus Disease (EVD) belum ditemukan diasia dan bahkan di Bojonegoro. [bas]

Rate this article!
Tags: