Dinkop Beri Penyuluhan Empat PTS Tentang Perkoperasian

Diskop dan Usaha Mikro beri penyuluhan perkoperasian. [wiwit agus pribadi]

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo memberikan penyuluhan perkoperasian pada empat Perguruan Tinggi (PT) di Kabupaten Probolinggo. Yakni, Universitas Panca Marga (UPM) Probolinggo, Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan (Inzah) Genggong Kraksaan, Universitas Nurul Jadid Paiton dan Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Leces.
Setiap PT mengirimkan 50 orang, terdiri dari dosen, organisasi kemahasiswaan dan mahasiswa umum. Para mahasiswa ini mendapatkan materi terkait perkoperasian dari Pemerhati Koperasi Ismail Pandji dan Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Probolinggo Joko Rohani Sanjaya.
Penyuluhan perkoperasian ini dilaksanakan di Aula KH Hasan Saifourridzal, Kampus Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan Genggong, Kraksaan, Senin (23/3). Penyuluhan dibuka Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo, Anung Widiarto didampingi Wakil Rektor III Inzah Genggong, Muhammad Ifdil Ikhsan.
Menurut Anung, penyuluhan perkoperasian ini dilakukan sebagai upaya menggugah generasi milenial dan mengajak mahasiswa untuk berkoperasi. ”Generasi muda harus memahami ilmu perkoperasian, sehingga setelah lulus dari PT bisa menciptakan usaha sendiri. Itulah tantangan yang harus dilakukan mahasiswa, bagaimana berkoperasi. Penyuluhan perkoperasian ini diperlukan untuk mengurangi ketimpangan yang masih terjadi di masyarakat. Sebab tidak bisa dipungkiri selama ini koperasi sangat identik dengan masyarakat kecil,” katanya.
Hal ini penting untuk menanamkan jiwa kewirausahaan di kalangan muda/mahasiswa. Terpenting lagi memberikan sosialisasi dan penyuluhan perkoperasian kepada kalangan muda, khususnya mahasiswa karena mahasiswa merupakan salah satu ujung tombak dari perubahan.
Maka, tegas Anung, inovasi – inovasi dari kalangan mahasiswa sangat diperlukan untuk menanamkan jiwa koperasi. Sebab sungguh merugi kalau mahasiswa tidak berkoperasi, karena ada potensi terpendam di kalangan mahasiswa yang bisa dikembangkan melalui rebranding koperasi yang telah dicanangkan Bupati Probolinggo beberapa waktu yang lalu. ”Saya berharap ilmu yang diterima dapat disosialisasikan dalam kesehariannya,” jelasnya.
Kasi Penyuluhan dan SDM Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo, Josef Teguh Sulaksono mengungkapkan, penyuluhan perkoperasian ini bertujuan mengenalkan lembaga ekonomi koperasi sebagai salah satu badan usaha yang berbadan hukum yang telah mengakar di Indonesia tetapi hingga kini masih rentan dan sulit berkembang. ”Selain itu memberikan pencerahan tentang perkoperasian sehingga lebih dikenal oleh mahasiswa dan masyarakat,” ungkapnya.
Melalui penyuluhan perkoperasian ini, Josef mengharapkan, nantinya mahasiswa tergerak untuk mendirikan lembaga berbentuk koperasi, selanjutnya siap melakukan pendampingan.
“Kami ingin menjadikan mereka virus di masing-masing tempat tinggalnya. Tidak harus membentuk koperasi tetapi yang paling penting mindset untuk berkoperasi melalui pemahaman filosofi bahwa hidup untuk saling membantu dan gotong royong,” terangnya.
Josef menegaskan, koperasi itu tak hanya simpan pinjam saja, tetapi banyak jenis koperasi yang bisa dikerjakan mahasiswa. Setidaknya kegiatan ini mampu membentuk entrepreneur yang tidak lepas dari koperasi. Harapannya ada entrepreneur koperasi dari kalangan milenial.
“Melalui kegiatan ini kami ingin mengajak generasi muda dengan hidup saling membantu, tidak konsumtif dan bisa menjadi investor bagi dirinya sendiri melalui koperasi,” tambahnya. [wap]

Tags: