Dinkop Optimis Koperasi Siap Hadapi MEA

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Dinkop dan UMKM) Provinsi Jatim optimis mayoritas koperasi yang ada di Jatim mampu jadi penopang dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Dari catatan Dinkop, dari 30.866 koperasi, saat ini hanya 3.000 atau hanya 24,6 persen saja yang mati suri.
“Jadi 27 ribu Lebih atau sekitar 75 persen koperasi di Jatim sudah siap untuk jadi penopang MEA. Koperasi bisa menjadi salah satu andalan Jatim untuk menghadapi pasar bebas ASEAN nanti,” kata Kepala Dinkop dan UMKM Provinsi Jatim, Dr Mudjib Afan MKes, dikonfirmasi, Selasa (31/3).
Menurut Mudjib, bagi koperasi yang tidak aktif, pihaknya terus melakukan pendampingan sehingga mereka bisa bergeliat kembali untuk mensejahterakan anggota yang mayoritas adalah pelaku UMKM. Sedangkan bagi yang sudah maju, juga terus didorong agar koperasi tersebut melakukan inovasi dan mengembangkan diri.
Dengan majunya koperasi, maka pertumbuhan ekonomi Jatim diharapkan bisa terhindar dari ekonomi liberal yang bersifat kapitalistik. “Koperasi adalah tumpuhan kita untuk menjaga perekonomian yang sesuai kultur bangsa,” kata Mudjib.
Sementara itu, Kepala Bidang Usaha Koperasi Dinkop dan UMKM Provinsi Jatim, Dr H Mas Purnomo Hadi MM menambahkan, jika Pemprov Jatim memang terus berusaha untuk memajukan dan menambah jumlah koperasi. Bahkan sejak tahun 2009-2011, Pemprov Jatim juga membantu pendirikan 8.506 koperasi wanita di seluruh desa dan kelurahan.
“Tiap desa saat itu diberikan bantuan Rp25 juta. Bahkan saat ini ada diantara koperasi ini yang sudah memiliki aset lebih dari Rp1 miliar,” kata Mas Purnomo. Meski mayoritas koperasi saat ini mulai berkembang, namun mereka tetap dilakukan pendampingan guna meningkatkan kualitas produk sehingga bisa bersaing di era MEA. “Selain membentengi diri dari gempuran MEA, saat ini ada beberapa koperasi bahkan sudah ekspor dan mereka kini terus mengembangkan diri untuk meluaskan pasar,” kata dia.
Mayoritas koperasi yang sudah siap ekspor kebanyakan adalah sektor peternakan, susu, makanan dan minuman, kerajinan serta kain dan baju. Untuk makanan ini, bahkan Koperasi di Kota Batu saat ini sudah bisa mengekspor makanan jenis rempeyek ke Hongkong dan Malaysia. “Kami juga dorong mereka dengan slogan Jimat AKIK. AKIK ini artinya mereka harus Aktif, Kreatif, Inovatif dan Koordinatir,” ujarnya. n iib
Aktif yang dimaksud adalah bagaimana koperasi bisa menjemput bola sehingga mampu memasarkan produk para anggotanya.
Sedangkan kreatif, bagaimana koperasi bisa mendorong anggota untuk lebih giat membaca peluang pasar. Begitu juga inovatif juga harus dilakukan sehingga produk mereka mampu bersaing dengan gempuran produk UMKM dari negara ASEAN.
Sedangkan fungsi koordinasi juga harus dilakukan dengan pemerintah sehingga mereka bisa selalu terpantau dan mendapatkan membekalan. Standarisasi produk saat ini juga telah dilakukan Dinas Koperasi dengan menggandeng lima pakar dari perguruan tinggi dan pelaku usaha. Dengan standarisasi ini produk dari anggota Koperasi bisa terstandar dengan baik sehingga dengan mudah bisa bersaing dengan produk dari negara lain.
Berbagai promosi dagang juga dilakukan. Bahkan, untuk menjemput bola agar barang-barang dari luar tak sampai masuk ke provinsi lain di Indonesia, Jawa Timur juga menjalin kerjasama dengan beberapa provinsi diantaranya Jawa Barat, Gorontalo, Lampung, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, serta beberapa provinsi lainnya.
Kerjasama dengan provinsi lain ini salah satunya dilakukan dengan saling tukar produk. Jatim misalnya mengambil bahan dari Kalimantan, sedangkan produk asal Jatim dijual ke Kalimantan. Sementara khusus menghadapi MEA, Dinas Koperasi saat ini juga telah mendirikan koperasi khusus pedagang retail.
Koperasi ini juga yang bergerak untuk memesan mesin-mesin packaging yang modern. “Satu mesin untuk melayani banyak UMKM, sehingga mereka tidak terbebani dan produknya bisa lebih murah dengan packaging yang bagus,” kata Mas Purnomo.
Yang pasti, kalaupun belum bisa ekspor, namun Dinas Koperasi saat ini sudah membekali sistem tiga roda bagi seluruh koperasi yang ada di Jatim. Sistem tiga roda ini adalah sebuah sistem yang bertumpu pada produksi, pasar dan pembiayaan dari anggota.
Sistem ini bagaimana koperasi memanfaatkan anggotanya untuk membeli produk hasil koperasi, yang lantas hasil pembelian ini untuk kelangsungan hidup koperasi. “Mereka juga bisa memanfaatkan unit simpan pinjam di koperasi itu. Jadi berputar dan koperasi jalan begitu pula anggotanya ikut sejahtera,” pungkasnya. [iib]

Tags: