Dinsos Ajari 100 Anjal Baca Potensi Diri

Suasana pelatihan pemahaman potensi diri bagi Anjal dan Gepeng se Kota Mojokerto, Kamis (12/3) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Suasana pelatihan pemahaman potensi diri bagi Anjal dan Gepeng se Kota Mojokerto, Kamis (12/3) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Dinas sosial (Dinsos) Kota Mojokerto menggelar pelatihan dengan sasaran Anak Jalanan (Anjal) serta Gelandangan dan Pengemis (Gepeng). Seratus Anjal dan Gepeng se Kota Mojokerto dibekali dengan ilmu psikologi untuk membaca potensi diri mereka.
Dengan mengetahui potensi diri, Dinsos bisa memetakan potensi Anjal dan Gepeng. Metode yang dilakukan yakni dengan pembelajaran dan latihan mental dengan mengandeng lembaga pendidikan dan pelatihan SDM Reborn Indonesia Surabaya. Acara yang digelar selama satu hari itu berlangsung di Astoria Convention Hall, Jl Empunala, Kota Mojokerto, Kamis (12/3) kemarin.
Anjal dan Gepeng yang selama ini terbiasa dengan pola hidup yang tak teratur, diajari dengan pengalaman psikologis baru. Pola pikir mereka digugah untuk menggerakkan kesadaran mereka untuk mengukur dan memetakan potensi diri mereka.
”Pelatihan kelompok Anjal dan Gepeng ini untuk mengetahui  potensi-potensi mereka. Sehingga nanti kami sudah bisa menyesuaikan format pelatihan apa yang cocok sesuai dengan potensi mereka,” kata Kepala Dinsos Kota Mojokerto, Sri Mujiwati.
Menurutnya, dengan menyentuh potensi Anjal melalui pelatihan SDM, akan lebih mudah memetakan potensi mereka untuk kepentingan pemberdayaan. ”Setelah pelatihan memungkinkan mereka lebih berkomitmen untuk memaksimalkan kualitas hidup diri sendiri maupun lingkungan keluarga dan sosialnya,” tandasnya.
Direktur Reborn Indonesia, Yayan Tjahyana mengatakan, pelatihan untuk menggali potensi kelompok Anjal dengan metode pembelajaran dari pengalaman yang berlandaskan kekuatan otak kanan. Para peserta diajak untuk melatih otak kanan agar dominasi otak kanan yang menyebabkan seseorang cenderung berfikir keseluruhan dan gampang tak fokus menilai berdasarkan asumsi, kreatif, memiliki kemampuan seni serta emosional, bisa diubah menjadi potensi yang positif. Jadi terbiasa fokus, memikir detail dan tidak berpengaruh dengan situasi sekitar.
Saat turun, ia mengelompokkan peserta menjadi empat tipe berdasarkan sifat analitis, detail, logis, rasional dan cenderung tidak emosional. ”Keberhasilan pelatihan sangat tergantung pada kejujuran diri sendiri dan kemauan keras, niat untuk menemukan jati diri mereka,” katanya.
Sementara itu, Simin, salah satu peserta menyambut positif acara yang digelar Dinsos itu. Usai mengikuti pelatihan, pria yang sehari-hari menjadi pengamen ini mengaku lebih percaya diri dan bisa memahami potensi yang dimilikinya. ”Meski sedikit, saya jadi tahu apa sebenarnya sifat jelek maupun baik saya. Dan juga saya bisa tahu kemampuan saya ini apa,” ujar warga lingkungan Balongrawe Baru, Kel Kedundung, Kota Mojokerto ini. [kar.]

Tags: