Dinsos dan Satpol PP Sidoarjo Kejar-Kejaran dengan Anak Jalanan

Anak jalanan dan pengemis yang ketangkap dalam razia ketertiban sosial, dibawa ke Liponsos Dinsos Sidoarjo, untuk diberikan pembinaan. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Untuk berhasil menangkap kelompok anak jalanan yang selama ini mangkal di sekitar lampu merah di pertigaan Desa Sedati Agung menuju Bandara Juanda, Kec Sedati, tim dari Dinas Sosial dan Satpol PP Kab Sidoarjo, Selasa siang (12/2) kemarin, terpaksa harus kejar-kejaran dengan mereka.
Menurut Kasi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Anak Dan Lanjut Usia Dinas Sosial Kab Sidoarjo, Agus Priyanto SH, dalam razia rutin tersebut ada enam anak jalanan yang akhirnya tertangkap. Mereka selama ini ngamen di Trafic Light di lokasi itu.
Sementara di lokasi lain, mulai dari sekitar alun-alun Kota Sidoarjo sampai wilayah Kec Buduran, petugas berhasil menertibkan tiga orang pengemis.
“Untuk pengemis, biasanya tidak ada perlawanan, karena mereka susah berlari, tapi kalau anak jalanan dan pengamen, nah itu harus olah raga jantung sehat,” kata Agus, Rabu (13/2) kemarin di kantornya.
Para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) tersebut, kata Agus, saat ini berada di pondok Liponsos milik Dinsos Kab Sidoarjo, di Kelurahan Sidokare Kec Sidoarjo kota, untuk diberikan pembinaan.
Para PMKS itu diberikan pengarahan supaya tidak minta-minta di jalanan. Karena dapat mengganggu keselamatannya dan orang lain di jalan raya. Keberadaan mereka juga dianggap tidak bagus untuk estetika kota.
Dari catatan petugas Dinas Sosial Kab Sidoarjo, tiga pengemis yang ketangkap itu dua adalah orang lama yang berkali-kali ketangkap. Sedangkan dari enam Anjal yang ketangkap, lima adalah orang baru dan satu orang lama.
Untuk penghuni baru, menurut Agus, baru akan dilepas setelah tiga hari. Itu kalau ada anggota keluarga yang menjemput dengan menunjukkan serta menyerahkan bukti kalau yang bersangkutan adalah keluarganya.
“Kalau untuk penghuni nakal yang telah bolak balik masuk, ada yang sampai seminggu, bahkan sampai lebih tinggal disana,” kata Agus.
Dari hasil pendataan petugas, ada satu Anjal berasal dari Kab Lasem, Jawa Tengah. Kemudian, ada 1 pengemis kiriman dari Pasuruan dan 1 pengemis asal Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Agus, satu pengemis asal Lombok Barat ini pernah terjaring dalam operasi yang dilakukan oleh Dinsos dan Satpol PP Sidoarjo serta Satpol PP Surabaya. Pengemis ini adalah orang yang pernah viral di berita grup Info Lantas Sidoarjo, yang mempekerjakan balita sebagai alat mengemisnya.
Agus lebih lanjut juga mengatakan, razia pada PMKS ini jelas akan terus berlanjut. Tentu saja dengan beda lokasi sasaran dan waktu. Agar PMKS tidak sampai hapal mengetahui jadwal razia yang akan dilakukan petugas. (kus)

Tags: