Dinsos Jatim Kerahkan Seluruh Tagana

Kepala Dinsos Jatim, Alwi berfoto bersama dengan seluruh tagana di Jatim dalam rapat koordinasi menghadapi status siaga darurat bencana hidrometerologi, di kantor Dinsos Jatim, Senin (6/1).

Hadapi Bencana Hidrometerologi
Pemprov, Bhirawa
Menghadapi status siaga darurat bencana hidrometerologi, Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim menyiagakan seluruh Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk turut membantu dengan komando dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim.
Dalam rapat koordinasi bersama Tagana dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota, Kepala Dinsos Jatim, Alwi memberikan arahan agar tagana diharapkan turun ke lokasi bencana minimal 1 jam saat terjadi bencana untuk melakukan penanganan bencana.
“Tagana harus selalu berkoordinasi dengan pembina sebelum mengirim laporan kegiatan penanggulangan bencana baik pra, saat, dan paska bencana, sehingga informasi yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Alwi didampingi Plt Sekretaris Dinsos Jatim, Restu Novi Widiani, di kantor Dinsos Jatim, kemarin.
Dikatakannya, tagana merupakan garda terdepan, begitupula dengan kampung siaga bencana (ksb). Diharapkan tagana/ksb bisa datang terlebih dulu ke lokasi bencana. Dalam ksb juga dilengkapi dengan lumbung logistik, seperti makanan, baju, dan lainnya.
“Yang terdekat dengan lokasi bencana atau korban, maka tagana/ ksb bisa langsung memberikan pertolongan. Ksb terdiri dari anggota masyarakat yang sudah diberikan pelatihan untuk siaga menghadapi bencana,” katanya.
Selama 150 hari kedepan, mantan Kepala Bakorwil Pamekasan ini juga menekankan agar mengaktifkan posko siaga bencana untuk menjalin komunikasi dan menggali informasi dalam upaya penanggulangan bencana dengan instansi di provinsi dan kabupaten/kota.
“Dalam posko itu, diantaranya membuat piket, telepon seluler masing-masing koordinator tagana harus on call 24 jam begitupula dengan wakil koordinator tagana, kabid dan kasie menangani bencana juga turut all out untuk siaga di masing-masing daerah yang memiliki kerawanan bencana,” katanya.
Selanjutnya, perlunya pembentukan tim siaga bencana untuk percepatan laporan kejadian khususnya dampak bencana hidrometerologi dan upaya penangulangan bencana, baik pra, saat, maupun paska bencana.
Alwi juga menyampaikan, pada Dinsos kabupaten/kota dan Tagana kabupaten/kota untuk membantu Dinsos Jatimdalam merevitalisasi keaktifan Tagana sebagai sebagai upaya untuk laporan data sistem monitoring Tagana (SIMTAG) ke Pusat.
Rakor yang diselenggarakan kali ini, lanjut Alwi, merupakan tindaklanjut dari pertemuan dengan Wakil Gubernur Jatim, berkaitan dengan siaga darurat bencana hidrometerologi. Selain itu juga menindaklanjuti adanya keputusan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa yang telah menetapkan siaga darurat bencana.
Menilik hal itu, maka Dinsos Jatim sebagai OPD pendukung kini siap memback up dengan berbagai fasilitas, sarana prasarana hingga tenaga relawan (Tagana) yang ada di Kabupaten/Kota, jika memang dibutuhkan.
Terkait anggaran, Alwi mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan anggaran yang sewaktu-waktu memang dibutuhkan ketika terjadi bencana. “Jika di daerah kurang memiliki sarana dan prasaran, maka mereka bisa menghubungi Dinsos Jatim dan turun langsung ke lokasi. Kami di provinsi selalu standby, namun mereka yang di daerah diharapkan bisa lebih sigap,” katanya. [rac]

Rate this article!
Tags: