Dinsos Jatim Upayakan Remaja Telantar Ikut Ujian Kesetaraan

Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Provinsi Jatim Dr Sukesi Apt, MARS saat berdialog dengan remaja telantar yang tengah mengikuti pelatihan di UPT Panti Sosial Remaja Telantar (PSRT) Kabupaten Blitar.

Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Provinsi Jatim Dr Sukesi Apt, MARS saat berdialog dengan remaja telantar yang tengah mengikuti pelatihan di UPT Panti Sosial Remaja Telantar (PSRT) Kabupaten Blitar.

Kota Blitar, Bhirawa
Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Provinsi Jatim Dr Sukesi Apt MARS meminta UPT Pelayanan Sosial Remaja Telantar (PSRT) Kota Blitar memfasilitasi para remaja telantar yang kini tengah ditanganinya untuk bisa ikut ujian kesetaraan baik Ujian Kejar Paket A, Paket B dan paket C.
Permintaan tersebut disampaikan Sukesi seusai berdialog dengan para remaja telantar di halaman kantor UPT PSRT kemarin. Dalam dialog tersebut terungkap bahwa ada beberapa peserta yang putus sekolah baik yang tidak lulus SMP maupun tidak lulus SMA.
“Sayang kalau di sini hanya sekadar bisa mendapatkan ketrampilan saja. Kalau bisa tentunya mereka juga bisa bisa menuntaskan pendidikannya lewat pendidikan kesetaraan,” kata Sukesi. Lantaran itu Sukesi meminta kepada Kepala UPT PSRT Kota Blitar untuk berkoordinasi dengan dinas pendidikan setempat agar remaja telantar yang kini sedang mengikuti pelatihan juga bisa mendapatkan ijazah sesuai tingkat pendidikan masing-masing.
Saat melakukan dialog dengan para remaja telantar tersebut, Sukesi selain menanyakan pendidikan dan alasan putus sekolah juga sempat  memberikan hadiah berupa uang Rp100 rupiah bagi remaja yang hapal sila-sila Pancasila. “Alhamdulillah ternyata sebagaim nesar remaja ini masih hapal Pancasila,” kata Sukesi.
Ditemui di tempat yang sama, salah satu staf bimbingan dan pembinaan UPT  PRST Sukardjo menjelaskan peserta didik yang kini sedang mengikuti pelatihan di UPT PSRT sebanyak 85 peserta yang berasal dari 10 daerah  yakni Kab/Kota Blitar, Kab/Kota Kediri, Tulungagung, Jember, Kab/Kota Pasuruan, Trenggalek.
“Awalnya kita surati Dinas Sosial di 10 daerah tersebut untuk mengirimkan para remaja putus sekolah untuk dibekali ketrampilan sebagai bekal hidupnya nanti,” kata Sukardjo. Selanjutnya pihaknya akan melakukan verifiasi peserta yang bisa diterima.
“Dalam setahun kami melakukan pendidikan dua angkatan. Masing-masing angkatan mengikuti pendidikan selama 6 bulan,” kata Sukardjo. Pihaknya menyedikan empat jurusan yakni montir, otomotif, menjahit dan pertukangan kayu.
Terkait dengan fasilitas yang ada, Sukardjo mengakui perlu ada penambahan peralatan yang lebih baru.
“Seperti otomotif, saya pikir perlu ada peralatan yang lebih baru agar ilmu anak-anaknya juga bisa mengikuti perkembangan teknologi,” kata Sukardjo berharap. Selain itu lanjut Sukardjo, sarana dan prasaranan untuk peserta seperti lemari dan tempat tidur juga sudah saatnya diganti. [why]

Tags: