Dinsos Kota Mojokerto Bangun Panti Jompo Senilai Rp 1 M

Kondisi Liposos di Lingkungan Balon Rawe, Kel Kedundung, Kota Mojokerto yang tahun ini bakal direhab. [kariyadi/bhirawa]

Kondisi Liposos di Lingkungan Balon Rawe, Kel Kedundung, Kota Mojokerto yang tahun ini bakal direhab. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Dinas Sosial Kota Mojokerto bakal membangun barak rumah penampungan orang tua lanjut usia (Lansia) di Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Balongrawe, Kel Kedundung, Kec Magersari, Kota Mojokerto.  Bangunan panti lansia itu diproyeksikan dapat menampung sedikitnya 20 lansia. Pemkot Mojokerto mengalokasikan anggaran Rp1 miliar dalam APBD 2015 ini.
Pembangunan panti jompo ini diharapkan dapat mengatasi persoalan membludaknya Lansia miskin di Kota Mojokerto. Dinas Sosial Kota Mojokerto menyebutkan, dari 966 orang Lansia yang tak mampu, 90 orang masuk kategori sangat miskin. Sehingga butuh tempat tinggal dan dipelihara yang layak dan merupakan tanggung jawab pemerintah.
”Kita menghadapi persoalan Lansia miskin yang cukup serius. Dengan selesainya pembangunan panti jompo di Liposos tahun ini kami harapkan dapat menjadi solusi persoalan ini,” terang Kadis Sosial Pemkot Mojokerto, Sri Mudjiwati, dihubungi,  Minggu (22/2) kemarin.
Mantan Direktur RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo ini juga berharap banyak dengan selesainya pembangunan rumah panti ini. Ia mengatakan, sebagian penghuni rumah singgah yang sudah renta dapat berpindah ke panti ini. Penghuni barak rumah singgah yang mengotot di barak tua yang rentan ambruk sangat rawan jadi korban rubuhnya bangunan reyot berusia puluhan tahun.
”Mereka yang tinggal di barak reyot akan difokuskan jadi satu ke bangunan baru. Sebab mereka ngotot tinggal di rumah yang bangunan mau rubuh,” tambahnya.
Namun, minimnya kapasitas panti jompo ini tak bisa menyelesaikan persoalan Lansia miskin. Mengingat panti baru ini hanya dapat menampuh 20 tempat tidur. Sri Mudjiwati berharap pembangunan ini bakal dilanjutkan tahun depan.
Sejak diserahkan Pemprop Jatim tahun 1980 an, kondisi barak di Liposos Balongrame amat miris. Para orang miskin ditempat ini menempati kamp-kamp tua yang berumur puluhan tahun. Mereka mengisi rumah-rumah reyot yang mengancam nyawa mereka sewaktu-waktu. Terbukti, meski tak sampai merenggut korbam jiwa, beberapa rumah sempat ambruk.
Persoalan lain, rumah penampungan yang ada sebagian dijadikan tempat tinggal tetap oleh Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Liposos Kota Mojokerto itu berdiri diatas areal sekitar setengah hektar.
Wakil Ketua Komisi III (Bidang Kesra) DPRD Kota Mojokerto, Hardiyah Santi merespon positif rencana pembangunan Liposos itu. ”Kondisi liposos itu memang sangat memprihatinkan dan kurang
layak,” ujar politisi berjilbab asal Partai Golkar ini.
Anggota legeslatif dua periode ini kedepan meminta Dinsos melakukan pengawasan inten terhadap operasional Liposos. ”Jangan sampai liposos dijadikan tempat bermukim permanen mereka yang tidak memiliki tempat tinggal,” imbuhnya. [kar]

Tags: