Dinyatakan Lulus, Pemkab Bondowoso Terus Sosialisasikan Ijen Geopark

Penampilan tari untuk terus mensosialisasikan Ijen Geopark pada masyarakat saat CFD di Alun-alun RBA Ki Ronggo Bondowoso. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Usai Ijen Geopark dinyatakan lulus atau memenuhi syarat, dalam sidang Council di Thailand beberapa waktu lalu. Untuk mendukung kelulusan tersebut, Pemkab Bondowoso terus mensosialisasikan Ijen Geopark pada masyarakat luas.

Yakni dengan menggelar Ijen Geopark Week bersamaan dengan Car Free Day (CFD) di Alun-alun RBA Ki Ronggo yang selalu di padati masyarakat setiap akhir pekan, Minggu (2/9).

Dalam kegiatan tersebut, berbagai produk tradisional dan batik lokal turut dipasarkan. Dan beberapa penampilan kesenian daerah yang berkaitan dengan Ijen Geopark turut ditampilkan di jalan raya.

Kepala Disparbudpora Bondowoso, Mulyadi menjelaskan bahwa tujuan kegiatan itu adalah untuk memberikan edukasi pada masyarakat, bahwa langkah menuju Ijen Unesco Global Geopark semakin dekat.

Setelah pada sidang Council dinyatakan lulus. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan bersama-sama mendukung keberadaannya. “Kita melakukan hal itu dalam berbagai bentuk,” kata Mulyadi pada awak media.

Diterangkannya, dalam pemilihan waktu CFD untuk memberikan edukasi dan sosialisasi Ijen Geopark itu, karena pada momentum tersebut, banyak masyarakat yang berkumpul.

Entah untuk berolahraga, maupun hanya untuk mencari kuliner dan barang-barang yang dijual oleh pedagang.

Tak hanya itu, Mulyadi mengaku jika tujuannya pun agar masyarakat benar-benar memahami terkait UGG. Sehingga tidak ada anggapan Ijen Geopark adalah taman mini, kebun binatang dan lain sebagainya.

“Ini adalah taman bumi, yang terkait dengan geologi. Terkait juga dengan pelestarian,” terangnya.

Kegiatan serupa direncanakan akan dilakukan secara berkala. Untuk pertama akan dilaksanakan selama satu kali dalam dua pekan.

Yang mana didalamnya akan ditampilkan beberapa geoproduct hasil karya masyarakat. “Ada batik, ada makanan khas Bondowoso dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Selain barang-barang di atas, dalam Ijen Geopark Week itu, juga ditampilkan berbagai kesenian daerah. Seperti tari molong kopi dan lain sebagainya.

Dimana setiap pertunjukannya, pihaknya akan bekerjasama dengan sanggar seni tertentu. Meski begitu, setiap orang yang memiliki sanggar bisa segera mengajukan kepada Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) Bondowoso.

“Selanjutnya ada Singo Ulung, serta kesenian lokal lainnya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya. [san.gat]

Tags: