Dipadati Ribuan Pencari Kerja, Kejar Target 90 Kali Job Fair

Ribuan pencari kerja memadati stan lowongan kerja yang disediakan perusahaan yang menjadi peserta Job Fair di BLK Surabaya, Senin (20/8).[rachmad caesar/bhirawa]

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemprov Jatim melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigasi (Disnakertrans) kembali menyelenggarakan Job Fair 2018 yang kini berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Surabaya. Job Fair tersebut merupakan yang ke-70 diselenggarakan dari target 90 kali sepanjang 2018.
Sejak Senin (20/8) pagi, ribuan pencari kerja memadati BLK di Jalan Menanggal Surabaya. Kali ini, kegiatan ini diikuti oleh 50 perusahaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, dengan jumlah lowongan yang tersedia sebanyak 3.000 lebih.
“Di 16 BLK di jajaran kami 2 kali, BLK milik kabupaten/kota 2 kali. Kemudian di Bakorwil minimal 2 kali dan kami sendiri (Disnakertrans Jatim) minimal 2 kali,” kata Kepala Disnakertrans Jatim Setiajit SH, MM disela-sela membuka Job Fair 2018.
Ia mengharapkan, terselenggaranya Job Fair dapat semakin menekan angka pengangguran terbuka, di mana saat ini masih berada pada poin 3,8 persen dari 21 juta angkatan kerja pada tahun ini. Jumlah tersebut sebenarnya sudah turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 4 persen.
Setiajit mengakui, ada beberapa faktor yang mempengaruhi berkurangnya tingkat pengangguran terbuka. Pertama adalah ekonomi, yang secara teori pada pertumbuhan ekonomi 1 persen secara nasional maka dapat menyerap 400 ribu tenaga kerja.
“Kalau teori tersebut diterapkan pada Jatim yang mengalami kenaikan 5 persen, angkatan kerja yang terserap bisa mencapai 2 juta orang. Tingkat pertumbuhan ekonomi Jatim cukup tinggi dibanding provinsi lain. Belum lagi investasi penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri yang cukup bagus,” paparnya.
Di sisi lain, dikatakan Setiajit, perlunya penyesuaian antara kejuruan di SMK dan BLK dengan kebutuhan perusahaan, harapannya sisa pengangguran terbuka dapat terus ditekan. “Faktor minat pencari kerja, jangan milih-milih. Jadi mengapa semakin tinggi pendidikan angka penganggurannya tinggi. Karena D1, D2 dan D3 itu masih 7 persen. Lalu sarjana masih 5,8 persen yang menganggur,” ujarnya.
Menilik hal tersebut, maka solusinya bagi mereka yang ingin memilih pengembangan wirausaha, maka Disnakertrans Jatim melalui BLK telah menyediakan jurusan khusus bidang start up.
“Selain juga mengoperasikan mobil training unit. Sebanyak 37 mobil telah dioperasikan di seluruh desa dan kecamatan di Jatim guna melatih keterampilan sesuai keinginan mereka. Seperti kecantikan, teknologi informatika, e-commerse hingga pengelolaan hasil pertanian,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Disnakertrans Jatim juga menjalin kerjasama dengan BPJS. Bentuknya yaitu berupa bantuan mobil untuk Unit Reaksi Cepat (URC). Mobil tersebut nantinya digunakan sebagai operasional pengawas ketenagakerjaan Disnakertrans.
“MoU ini karena kenaikan kepesertaan BPJS untuk pekerja yang naik 100 persen selama 2016 hingga 2018. Dari 1,4 juta per 31 Mei saat ini mencapai 2.801.000 orang. Terdaftar menjadi peserta BPJS sangat penting para pekerja. Dengan terdaftar di BPJS, para pekerja bisa bekerja dengan nyaman,” katanya.
Sebenarnya, peningkatan kepatuhan terhadap BPJS ini tidak hanya para pekerja. Namun juga perusahaan. Pada 2016 perusahaan yang mendaftarkan pekerjanya 35 ribu. Peningkatan 2017 sebanyak 57.902 dan 2018 mencapai 66 ribu perusahaan. “Hampir 80 persen sudah melaksanakan BPJS,” sebutnya.
Progres yang cukup baik, kata Setiajit, pihaknya memaksimalkan pegawai tenaga pengawas ketenagakerjaan dan pegawai mediator. “Jadi terhadap perusahaan yang tidak melaksanakan peraturan ketenagakerjaan baik upah di bawah minimum, maupun BPJS. Ini sesuai dengan UU Nomor 13 Tahun 2003 dan UU Nomor 24 Tahun 2013,” tandasnya. [rac]

Tags: