Diparbud Kabupaten Malang Support Dishub Aktifkan Dokar Wisata

Dokar yang ada di wilayah Kec Tumpang, Kab Malang, yang akan di upgrade dari dokar angkutan umum menjadi dokar wisata. [cahyono/Bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang mengapresiasi upaya Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Malang, akan mengaktifkan kembali angkutan tradisional yakni dokar. Sedangkan dokar tersebut nantinya dikhususkan untuk mengangkut wisatawan yang akan berwisata di wilayah Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

“Dengan adanya dokar wisata itu, tentunya agar dapat mengangkat potensi wisata di wilayah Tumpang. Tapi yang penting adalah rutenya diatur dan ditetapkan oleh teman-teman Dishub, terutama menuju tempat lokasi wisata,” ucap Kepala Disparbud Kabupaten Malang Made Arya Wedanthara, Kamis (17/12), kepada wartawan.

Dia menegaskan, dengan rencana Dishub untuk mengaktifkan kembali dokar untuk mengangkut wisata di wilayah Kecamatan Tumpang tersebut, maka pihaknya siap mensupport untuk kesiapan adanya dokar wisata itu. agar ada penyeragaman dan peningkatan Sembur Daya Manusia (SDM) tentang wawasan objek wisata yang ada.  Sehingga harus disiapkan terlebih dahulu terkait armadanya.

“Kalau memang itu bisa direalisasikan, kami akan support pakaian berupa seragam kaos untuk para kusir atau pengemudi dokar, agar nantinya bisa membedakan antara dokar wisata dan dokar untuk umum,” papar Made.

Sementara itu, Kepala Dishub Kabupaten Malang Hafi Lutfi mengatakan, rencana mengoperasikan dokar wisata di wilayah Kecamatan Tumpang, hal ini untuk

memanjakan wisatawan yang akan berkunjung ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Dan dokar wisata itu juga untuk menggeliatkan sektor perekonomian masyarakat Tumpang, sehingga dirinya akan mengupgrade dokar wisata. Sehingga dengan adanya dokar wisata tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Tumpang, khususnya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di areaTerminal Wisata Tumpang.

“Dokar Wisata itu, nantinya bisa mengangkat potensi wisata yang ada di wilayah Tumpang. Contohnya, wisata sejarah kerajaan Candi Jago dan Candi Kidal, Lembah Tumpang, Sumberpitu, dan Pertapaan Karmel,” terangnya.

Selain itu, kata Hafi, di Terminal Wisata Tumpang saat sebagai tempat transit bagi para wisatawan yang akan menunju wisata Gunung Bromo. Karena semua wisatawan yang akan berkunjung ke Gunung Bromo tersebut harus ganti kendaraan jeep untuk mengantarkan wisatawan ke gunung tersebut atau berwisata di area TNBTS. Sedangkan untuk menghadirkan dokar wisata, tentunya harus ada spesifiknya, seperti adanya keindahan dan kenyamanan penumpang.      

“Dan juga perlu adanya edukasi khusus bagi para kusir agar lebih paham tentang tempat-tempat wisata yang ada di wilayah Tumpang. Sebab, di Tumpang sendiri  banyak obyek wisata alam dan wisata budaya, sehingga dokar wisata tersebut yang akan mengantarkan para wisatawan,” tutur dia.

Menurutunya, sebelum kita luncurkan dokar wisata, maka pihaknya akan terlebih dahulu memberikan edukasi kepada para kusir. Karena para kusir dokar wisata tersebut nantinya juga sebagai pemandu wisata guide atau pemandu wisata. Dengan kita berikan edukasi, maka para kusir ini akan mampu menerangkan obyek-obyek wisata, seperti bagaimana sejarahnya Candi Jago dan Candi Kidal di masa kerajaan silam.

“Karena itu penting bagi para kusir dokar wisata diberikan edukasi, dengan begitu akan memberikan kepuasan bagi wisatawan yang berwisata di wilayah Kecamatan Tumpang,” pungkas Hafi. [cyn]

Tags: