Dipercaya Kemendikbud Menjadi Induk Kluster dan Sekolah Model

Kasek SMAN I Panarukan, Drs Suyono MM bersama Kadis Pendidikan Provinsi Jatim Sjaiful Rakhman usai pengukuhan pengurus MKKS SMAN se-Situbondo baru baru ini. [sawawi]

SMAN I Panarukan, Sekolah Pinggiran di Situbondo
Situbondo, bhirawa
Di Kabupaten Situbondo saat ini sedikitnya ada delapan SMA Negeri mulai Kecamatan Banyuputih (paling timur yang berbatasan dengan Banyuwangi) hingga Kecamatan Banyugugur (paling barat berbatasan dengan Probolinggo). Dari jumlah itu, SMAN I Panarukan termasuk sekolah alternatif kedua setelah sekolah sekolah vaforit lainnya di Kota Santri. Meski berada di pinggiran dan letak geografisnya berada di pegunungan, SMAN I Panarukan banyak menyandang prestasi yang unik dan layak untuk ditiru sekolah lainnya.
“Meski ada di pinggiran, saya berusaha menjadi sekolah yang disenangi dan dicintai masyarakat. Kami menciptakan sekolah yang peduli lingkungan meski tanahnya padas. Alhamdulillah, berkat bantuan air dari PDAM, kini kami menjadi sekolah yang hijau,” ungkap Suyono.
Suyono menambahkan, pelan namun pasti, SMAN I Panarukan menjadi banyak peminatnya dari peserta didik baru dan bahkan pada tahun 2015 dipercaya Direktorat Pendidikan SMA  Kemendikbud RI menjadi sekolah induk kluster dan sekolah model. Dua predikat nasional ini diraih, kata Suyono, merupakan hasil dari pelaksanakan K-13 di SMAN I Panarukan. “Dengan predikat itu, kami harus mengimbaskan ke 9 sekolah lain yang berada di pinggiran mulai Kecamatan Banyuglugur hingga Banyuputih,” papar alumni Universitas Terbuka itu.
SMAN I Panarukan sebagai salah satu sekolah model, urai Suyono, selanjutnya diberi bantuan untuk meningkatkan program K-13. Disana, tuturnya, ditambahkan kegiatan kreatif dan inovatif yang baik serta menjadikan contoh bagi sekolah imbas lainnya. Selanjutnya pada tahun 2016, papar Suyono, SMAN I Panaruan ditunjuk lagi menjadi sekolah rujukan, sesuai dengan perkembangan induk luster.  Inti dari program K-13 ini, kata Suyono, sangat berhubungan erat dengan struktur kurikulum yang menyangkut beban pembelajaran, model pembelajaran, metode-metodenya dimana pendidikannya terintegrasi, mengajarkan pendidikan karakter. Suyono menambahkan, K-13 ini, memiliki model pembelajaran yang bertitik tolak kepada keaktifan siswa serta melaksanakan kegiatan yang inovatif dan kreatif.
Salah satu wali murid SMKN I Panarukan, Supriyadi mengaku senang, sekolah tempat anaknya menimba ilmu itu kini bisa meraih sederet prestasi akademik dan non akademik yang sangat menggembirakan selama era kepemimpinan Suyono. Supriyadi berharap, semua pencapaian prestasi itu, baik adiwiyta maupun status sekolah model dan rujukan, bisa menjadi pemicu untuk meraih prestasi lain yang lebih mentereng lagi.
“Saya sebagai wali murid ikut bahagia, dari apa yang sudah diraih SMAN I Panarukan ini. Sehingga kedepan dapat meningkatkan nama baik SMAN I Panarukan,” ujar Supriyadi.

Tags: