Diprediksi 38 Desa di Sumenep Alami Kekeringan

Kepala BPBD Sumenep, Abd Rahman Riadi

Sumenep, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep telah melakukan pemetaan terhadap daerah rawan kekeringan saat memaski musim kemarau. Di Kabupaten ujung timur Pulau Garam Madura ini diprediksi ada 38 desa di 10 kecamatan akan mengalami kekeringan dan berdampak pada kekurangan air bersih.
Kepala BPBD Sumenep, Abd Rahman Riadi mengatakan, menjelang musim kemarau memang rutin dilakukan pemetaan daerah rawan kekeringan guna mengantisipasi terjadinya warga kekurangan air bersih selama musim kemarau. Pasalnya, masih banyak daerah yang belum memiliki sumber air yang mencukupi kebutuhan warga selama kemarau. “Kami telah melakukan pemetaan daerah rawan kekeringan. Telah ada daerah-daerah yang dikhawatirkan mengalami kekurangan air bersih di musim kemarau,” kata Abd Rahman Riadi, Senin (29/06).
Rahman menerangkan, ada tiga kriteria yang menjadi acuan dalam pemetaan daerah rawan kekeringan tersebut, yakni dengan data interfensi kegiatan penanganan kekeringan dari OPD terkait, seperti Dinas PUPR dan Cipta Karya, pemetaan dari BPBD sendiri berdasarkan data kekeringan yang ada dan dari informasi dari masyarakat sekitar. “Dengan tiga hal tersebut kami dapat memetakan, daerah mana saja yang berpotensi mengalami kekeringan selama musim kemarau tahun ini. Selain memetakan, kami juga telah menyiapkan antisipasinya agar warga yang ada di daerah rawan kekeringan itu sampai kekurangan air bersih,” terangnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, ada 38 desa, tersebar di 10 kecamatan diprediksi akan mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Di antaranya, Kecamatan Pasongsongan, Dasuk, Batuputih, Batang-batang, Talango dan Saronggi. Di daerah tersebut akan menjadi atensi pemerintah dalam pemenuhan air bersih nanti selama musim kemarau. Sebab, air bersih akan menjadi kebutuhan utama masyarakat dalam melangsungkan hidup. “Ini perkiraan kami sementara, masih bisa berubah. Tapi semoga tidak bertambah lah,” jelasnya.
Pihaknya mengaku belum menerima rilis resmi dari BMKG terkait masa musim kemarau tahun ini. Tapi diprediksi, musim kemarau tahun ini merupakan kemarau basah. Sebab, hingga saat ini masih ada di daerah tertentu yang turun hujan meski tidak terlalu lebat. “Kami masih menunggu rilis resmi dari BMKG juga,” tukasnya. [sul]

Tags: