Dirangkul Pendonor MFF Thailand, Berhasil Tanam Ribuan Pohon Mangrove

Sejumlah warga Situbondo bersama LSM SAR saat menanam bibit mangrove di pesisir laut Desa Gelung Situbondo belum lama ini. [sawawi]

Sejumlah warga Situbondo bersama LSM SAR saat menanam bibit mangrove di pesisir laut Desa Gelung Situbondo belum lama ini. [sawawi]

Kiprah LSM SAR dalam Menghijaukan Kawasan Pesisir Laut Situbondo
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Kemiskinan nelayan dan kerusakan lingkungan pesisir laut di Situbondo merupakan dampak dari kebijakan pembangunan yang selama ini lebih berorientasi pada sektor darat saja. Hal ini dialami oleh masyarakat yang tersebar di pesisir utara Kabupaten Situbondo. Bahkan hal itu juga menimpa pada kerusakan ekosistem mangrove yang ada di sepanjang jalur pantura Situbondo. Agar kawasan itu tidak semakin rusak dan cepat kembali hijau setidaknya perlu dilakukan perbaikan dengan penanaman bibit pohon mangrove di kawasan tersebut.
Ini yang dilakukan LSM SAR (Simpohoni Akar Rumput) Situbondo selama bertahun-tahun dalam memulihkan kawasan pesisir pantura Situbondo dengan menanam bibit pohon mangrove. Tanaman itu berhasil terbentang mulai kawasan paling barat di Kecamatan Banyuglugur (berbatasan dengan Probolinggo) hingga kawasan wilayah paling timur di Kecamatan Banyuputih (berbatasan dengan Banyuwangi). Diketahui sebelumnya kerusakan pohon mangrove di Kabupaten Situbondo salah satu penyebabnya dipicu oleh tangan usil sebagian masyarakat yang kurang memahami tentang fungsi dan manfaat tanaman mangrove.
Salah satu aktivis LSM SAR Situbondo Heru Hartanto mengatakan dengan tanaman mangrove itu kehidupan masyarakat nelayan kecil yang kerapkali dihadapkan pada kondisi sulitnya mendapatkan ikan bisa beralih dengan ikut menanam pohon mangrove. “Di saat ada waktu senggang para nelayan kan bisa ikut berpartisipasi menanam pohon mangrove dengan demikian mereka secara tidak langsung ikut serta memelihara lingkungan hidup di pesisir pantai,” ujar Heru.
Selama ini, ujar Heru, lembaganya sudah berhasil merealisasikan ribuan bibit pohon mangrove di pesisir pantai Desa Duwet dan Desa Gelung Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo. Di sana, ujar Heru, lambat laun sudah mengalami perubahan luas termasuk dapat mengatasi abrasi dari air laut yang semula kondisi pantai  terkikis kini mulai bisa diatasi dengan tumbuhnya pohon mangrove. “Awalnya jarak pantai dengan jalan sudah semakin sempit sehingga menimbulkan permasalahan bagi masyarakat yang memiliki usaha warung di areal pesisir. Namun kini warga sudah mulai tenang dengan tumbuhnya pohon mangrove,” kupas Heru.
Oleh karena itu, sambung Heru, sejak saat ini perlu adanya rehabilitasi lahan guna melestarikan lingkungan pesisir pantai dengan mengadakan penanaman bibit mangrove secara total sehingga akan tercapai kondisi pantai yang tidak rentan akibat abrasi air laut. Selain itu, ujar Heru, dengan tanaman pohon mangrove kesejahteraan masyarakat pesisir akan meningkat dengan pola pemanfaatan tanaman mangrove tersebut. ‘Dengan pelestarian lingkungan pesisir pantai dan penanaman mangrove oleh masyarakat sekitar diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan peduli terhadap kelestarian ekosistem mangrove. Tentunya kami berharap masyarakat juga mampu melaksanakan penghijauan secara swadaya mengingat besarnya lokasi pesisir yang rusak itu,” terang Heru.
Di sisi lain, Ketua Divisi Lingkungan Hidup Lembaga Swadaya Masyarakat LSM SAR Situbondo Heri Sugianto ST menandaskan lembaganya sudah sukses menanam mangrove sebanyak 74.000 bibit pada lahan seluas 8,3 hektare dengan melibatkan dua kelompok masyarakat perempuan Desa Gelung dan Desa Duwet Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo. “Program ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan hidup dan menumbuhkan nilai tambahan penghasilan bagi masyarakat pesisir di Kabupaten Situbondo,” ungkap Heri kemarin.
Dengan tahapan pembibitan, penanaman dan pemeliharaan pohon mangrove tersebut, lanjut Heri, masyarakat bisa mengambil upah dari lembaga pendonor yakni Mangroves The For Future (MFF) yang berkantor di Bangkok. Selain itu, katanya, masyarakat ke depan bisa memanfatkan pohon mangrove sebagai mata pencarian tambahan dengan cara mengelola pohon mangrove menjadi bahan makanan seperti sirup, dodol, tepung, kopi, teh dan berbagai macam produk makanan lainnya.  “Program ini disalurkan melalui kegiatan Peningkatan Fungsi dan Jasa Ekosistem Pesisir Melalui Rehabilitasi Mangrove dan Vegetasi Pantai yang didanai negara-negara pendonor seperti IUCN, UNDP, FAO, UNEP, Wetlands Internasional, Danida Norad, Swedia,” papar Heri.
Nantinya ke depan, ucap Heri, diharapkan pelestarian lingkungan hidup akan terjaga sehingga pertumbuhan perekonomian masyarakat pesisir melalui pemanfaatan mangrove dapat terlaksana dengan baik. Selain masyarakat dilatih untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, tegas Heri, masyarakat juga dilatih memproduksi makanan berupa pembuatan abon ikan tongkol dan pembuatan kerupuk berbahan baku kerang. “Sangat sinkron dengan program kegiatan peningkatan perekonomian masyarakat melalui hasil produksi makanan berupa abon ikan tongkol dan kerupuk kerang tersebut yang juga menjadi garapan program MFF Thailand,” ulas Heri.
Heri mengungkapkan kegiatan peningkatan fungsi dan jasa ekosistem pesisir melalui rehabilitasi mangrove dan vegetasi pantai di Situbondo sudah lama didanai MFF yang berkantor Bangkok. Program ini, kata Heri, merupakan kegiatan yang bermuara pada pemberdayaan ekonomi masyarakat kawasan pesisir laut.     “Banyak manfaat yang dihasilkan dari seluruh bagian tanaman mangrove ini tanpa harus mengakibatkan kerusakan dari ekosistem hutan mangrove yang ada. Manfaat mangrove bisa dibuat untuk minuman, bisa dibuat untuk kue, bisa dibuat untuk steak, bakery, tempe, tepung dan masih banyak lagi manfaat yang mengandung nilai ekonomi dari pohon mangrove itu. Selain itu, pohon mangrove juga bisa dibuat sabun, pembersih lantai, dan limbahnya bisa dijadikan pewarna batik,” jelas Heri Sugianto.
Tak hanya itu saja yang dikupas Heri Sugianto, melalui manfaat mangrove masyarakat juga diajak untuk menjaga kelestarian pohon mangrove yang bibitnya bisa ditanam sendiri. “Dalam kegiatan ini masyarakat juga kita diajak untuk menjaga serta melestarikan hutan mangrove sambil mempromosikan dan mendistribusikan produk-produk hasil olahan mangrove yang dibuat masyarakat pesisir laut,” pungkas Heri. [Sawawi]

Tags: