Direktorat IKM Kemenperin Terus Lecut Pelaku Industri Kerajinan

Direktur Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih saat menyemangati para pelaku UKM.

Surabaya, Bhirawa
Pertemukan IKM Tanggulangin dengan Potential Buyers, Kemenperin Menyelenggarakan Business Matching IKM Tanggulangin
Di era digital yang berkembang pesat, para pelaku industri lokal dituntut untuk terus berinovasi sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan daya saing agar mampu bertahan di tengah persaingan usaha yang semakin ketat.
Hal yang sama juga dilakukan oleh para pelaku industri kecil dan menengah di Sentra IKM Tanggulangin, Sidoarjo. Sentra IKM Tanggulangin berlokasi di daerah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dengan penduduk yang sebagian besar memilih profesi sebagai perajin tas dan koper berbahan kulit maupun bahan lainnya. Sentra industri ini mulai berdiri pada tahun 1939 yang pada awalnya hanya terdiri dari beberapa perajin yang membuat berbagai jenis produk tas dan koper. Di masa jayanya, sentra industri tersebut memiliki 354 perajin dengan aset senilai 10 milyar Rupiah milik Koperasi Industri Tas dan Koper (INTAKO). Masa-masa kejayaan Sentra IKM Tanggulangin menurun akibat bencana semburan lumpur Lapindo di daerah Porong, Sidoarjo. Dampak bencana tersebut adalah penurunan jumlah pengunjung yang datang ke sentra industri sehingga sebagian besar perajin di Sentra IKM Tanggulangin terpaksa harus menghentikan produksinya. Meskipun demikian, geliat industri tas dan koper di Tanggulangin masih tetap berjalan dan perlu untuk diperkenalkan kembali kepada masyarakat dengan wajah baru yang lebih baik.
Direktur Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih menyampaikan, Kementerian Perindustrian telah bekerja sama dengan berbagai stakeholders terkait dalam melaksanakan program Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin. Program Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin ini telah digagas sejak tahun 2017 dengan mengedepankan sinergi dan kolaborasi antara Kementerian Perindustrian dan berbagai stakeholders terkait di Kabupaten Sidoarjo untuk menyusun Roadmap Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin. Gati menambahkan, “Tahun lalu, kami bekerja sama dengan stakeholders terkait untuk menyelenggarakan event yang bertajuk Rebranding Sentra IKM Tanggulangin, diantaranya adalah pemecahan rekor MURI untuk pembuatan mural single line art terpanjang di Gedung INTAKO yang melibatkan lebih dari 700 peserta, kompetisi desain logo dan tagline Rebranding Sentra IKM Tanggulangin, kompetisi jurnalistik serta launching Sentra IKM Tanggulangin sebagai Sentra Wisata 3 in 1 yaitu Sentra Wisata Edukasi Industri, Wisata Belanja, dan Wisata Budaya”.
Gati mengatakan bahwa, “Industri kulit, alas kaki dan barang jadi kulit merupakan salah satu sektor industri prioritas yang mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional. Kinerja ekspor sektor ini pada periode Januari sampai dengan Oktober 2019 mencapai US$ 4,2 milyar dengan negara tujuan ekspor utama antara lain Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggirs, dan Jepang.” Gati menambahkan, “Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri kulit, alas kaki dan barang jadi kulit dikarenakan kekuatan yang dimiliki oleh Indonesia adalah keberagaman dan kreativitas para pelaku usaha sehingga produk Indonesia memiliki daya saing yang cukup tinggi di pasar domestik dan internasional.”
Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, menyelenggarakan Business Matching IKM Tanggulangin yang bertujuan untuk mempertemukan para IKM produk kulit binaan Ditjen IKMA dengan potential buyers yang terdiri dari para pelaku usaha, pemilik travel haji dan umroh, pemilik perusahaan perjalanan wisata, enterpreneur muda, serta mahasiswa dari fakultas bisnis dari berbagai universitas di Surabaya. Acara yang digelar pada tanggal 5 Desember 2019 tersebut, bertempat di Workshop Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
Pada tahun 2019, Kementerian Perindustrian lebih berfokus pada pendampingan yang berbasis peningkatan kapasitas dan kompetensi untuk IKM Tanggulangin. Gati mengatakan, “Pada tahun 2019 program Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin kami siapkan untuk dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Kami melakukan upscaling untuk memperbaiki kualitas produk, manajemen bisnis dan strategi marketing, termasuk digital marketing yang sesuai dengan perkembangan bisnis saat ini.” Gati juga menambahkan, “Kami juga memberikan fasilitasi pembuatan marketing tools dan memberikan workshop untuk persiapan para IKM pada acara business matching hari ini sehingga dapat terjadi trasaksi bisnis dengan potential buyers yang hadir di sini”.
“Seluruh kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mempersiapkan SDM di Sentra IKM Tanggulangin agar tidak hanya mampu memproduksi produk kulit yang berkualitas, tetapi juga memiliki daya saing dalam pengembangan bisnis sehingga dapat memiliki bisnis yang berkelanjutan di era digital yang dinamis”, tutup Gati.(ma)

Tags: