Direktur USAID Indonesia Kunjungi SMPN 4 Lumajang

Pelaksana-Tugas-Direktur-USAID-Indonesia-Derrick-Brown-saat-berkunjung-ke-stan-SMPN-4-Lumajang. [achmad tauriq/bhirawa]

Pelaksana-Tugas-Direktur-USAID-Indonesia-Derrick-Brown-saat-berkunjung-ke-stan-SMPN-4-Lumajang. [achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Sekolah madrasah, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan daerah mitra dari delapan provinsi mitra USAID (United States Agency for International Development) Prioritas menampilkan hasil dari praktik yang baik dalam pembelajaran, manajemen berbasis sekolah, budaya baca, pengelolaan guru, serta program pelatihan pra-jabatan dan dalam jabatan.
Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo, Mustain Baladan dan Kepala SMPN 4 Lumajang, Ghoniyul Khusnah mendapat kesempatan untuk berbagi praktik yang baik dalam kegiatan Showcase Nasional yang diadakan di Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Kab Sidoarjo, Kamis (29/10) kemarin.
Mustain berbagi pengalaman terkait pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di Kab Sidoarjo. Kabupaten ini telah berhasil melakukan diseminasi mandiri dengan mewajibkan setiap guru menyisihkan dana sertifikasinya sebesar 5% untuk pengembangan diri melalui pelatihan, kelompok kerja guru, seminar, dan masih banyak lagi.
”Terkait hal ini Bupati Sidoarjo sudah mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2013, tentang Pembinaan dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan sehingga memiliki kekuatan hukum agar guru wajib menyisihkan tunjangannya,” ungkap Mustain.
Sedangkan dampak positifnya hampir seluruh guru SD dan SMP di Kab Sidoarjo telah melakukan pelatihan secara mandiri dengan menggunakan modul USAID Prioritas. ”Sepanjang 2015 ini, dana yang berasal dari penyisihan tunjangan guru yang digunakan untuk pelatihan mandiri sebesar lebih dari Rp4 miliar,” ujarnya.
Langkah selanjutnya, supaya para guru mengimplementasikan hasil pelatihan di sekolah dan mengubah cara mengajar dari konvensional menjadi pembelajaran aktif, Mustain memberdayakan pengawas sekolah agar pengawas benar-benar melakukan supervisi di sekolah.
Sementara itu, Ghoniyul Khusnah memiliki cara jitu agar sekolahnya yang merupakan sekolah mitra mendapat dukungan penuh dari orangtua murid dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang transparan.
Dalam setiap kegiatan pertemuan orang tua murid, Ghoniyul membuat suasana yang berbeda, dimana  orang tua tak lagi hanya rapat membahas sumbangan saja. Ia juga mengimplementasikan pembelajaran aktif saat pertemuan kepada orang tua.
”Jadi dalam setiap pertemuan, orang tua layaknya siswa SMP diajak mengikuti pembelajaran, melakukan diskusi, mengisi lembar kerja dan mempresentasikan hasil diskusinya. Dampaknya, orangtua menjadi sadar dalam melakukan pembelajaran aktif, ternyata banyak kebutuhan alat tulis yang harus digunakan. Dengan kesadaran sendiri orang tua kemudian mensupport penuh kebutuhan alat tulis untuk mengimplementasikan pembelajaran aktif,” katanya.
Selain itu, Ghoniyul juga mengungkapkan, tingginya minat baca siswanya saat ini setelah adanya Program Morena (Moring Reading Mania). Dimana setiap pagi seluruh siswa wajib membaca 15 menit dan membuat resensinya di buku.
”Buku itu kemudian direview dan ditandatangani guru, di akhir bulan setiap siswa mampu menghasilkan puluhan resensi buku. Beberapa siswa ada yang mencoba berkreasi membuat kumpulan cerpen karya mereka sendiri,” tandasnya.
Menurut Pelaksana Tugas Direktur USAID Indonesia, Derrick Brown mengatakan, USAID membantu menyediakan akses ke pendidikan berkelas dunia untuk siswa Indonesia di sekolah/madrasah tingkat dasar, dan menengah pertama.
Sebanyak 15.300 sekolah/madrasah di 8 provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua, telah menerima pelatihan dan pendampingan untuk guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan pengawas sekolah untuk menerapkan praktik-praktik yang baik dalam pembelajaran, manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca.
”USAID Prioritas merupakan program bantuan USAID senilai US$ 88,2 juta untuk meningkatkan akses ke pendidikan dasar berkualitas di Indonesia.  Kami harap program ini akan membantu siswa untuk mencapai potensi terbaik dan menempatkan mereka menuju ke arah kesuksesan,” jelasnya.
Selain itu, menurut Direktur Program USAID Prioritas, Stuart Weston, showcase ini menampilkan beragam praktik yang baik dari hasil pelatihan dan pendampingan sekolah, LPTK dan daerah mitra USAID Prioritas.
”Dari kegiatan ini, kami harapkan semakin banyak sekolah, LPTK, dan kabupaten/kota yang mendiseminasikan praktik yang baik dari program USAID Prioritas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, manajemen berbasis sekolah, budaya baca, perkuliahan di LPTK, serta penataan dan pemerataan guru,” kata Stuart. [riq]

Tags: