Dirgahayu TNI, Konsisten Mengabdi di Masa Pandemi

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa

Surabaya, Bhirawa
Pandemi Covid-19 belum selesai. Upaya mencegah penyebaran virus masih berlangsung. Semua bergerak. Semua mengambil peran. Tak terkecuali Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Peran TNI sangat terlihat dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Termasuk di Jawa Timur. TNI berkolaborasi bersama pemerintah dan Polri. Semua bersama-sama menyusun strategi untuk mencegah virus yang memiliki nama lain SAR-Co2 ini.
Terbukti, strategi yang disusun cukup berhasil. TNI mengerahkan jaringan sampai di tingkat desa. Begitu juga dengan Polri. Mereka menjadi agen pencegahan wabah Covid-19 di lapangan. Mereka berhadapan langsung dengan masyarakat.
Setiap anggota TNI dan Polri mengemban amanah yang mulia. Yakni menyosialisasikan kepada masyarakat tentang penerapan standar protokol kesehatan. Bukan hanya itu, dua lembaga strategis di negeri ini juga menjadi garda terdepan dalam menangani kasus positif Covid-19 di masyarakat.
Bintara Pembina Desa (Babinsa) memiliki magnet yang kuat terhadap masyarakat. Petuah mereka banyak didengar. Karena itu, Babinsa menjadi tonggak utama dalam memahamkan masyarakat tentang Covid-19.
Risiko cukup besar. Tak jarang, resistensi dari masyarakat muncul. Bukan hanya itu, Babinsa berhadapan langsung dengan masyarakat. Potensi tertular pun sangat tinggi. Tapi, tugas tetaplah tugas. Babinsa menjalani dengan penuh tanggung jawab.
Rasa ihlas dan tulus meluluhkan ketakutan itu. Babinsa bersama Polri turun mengawal masyarakat dalam melawan dan mencegah penyebaran Covid-19. Apresiasi yang luar biasa.
Di lingkungan TNI, pengabdian kepada masyarakat sudah menjadi kepatutan. Ada istilah pembinaan territorial atau Binter. Yakni satu dari sekian strategi yang diterapkan TNI-AD untuk menyatu dengan masyarakat. Strategi yang harus diwujudkan karena TNI-AD merupakan bagian dari rakyat.
Sejarah mencatat, cikal bakal TNI berawal dari kesatuan rakyat yang memiliki satu niat dan tekad untuk merebut dan mempertahankan serta mengisi kemerdekaan.
Mereka lalu menyatu dalam satu kelompok yang diberi nama Badan Keamanan Rakyat (BKR). Seiring berjalan waktu, nama BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Raykat (TKR). Lalu berganti menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan terakhir menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sejarah tersebut merupakan bukti bahwa TNI adalah lahir dan besar bersama masyarakat. Tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Wajar jika lembaga tersebut memiliki slogan Bersama Rakyat TNI Kuat.
Masa pandemi merupakan momentum untuk membuktikan konsistensi dan dedikasi TNI kepada masyarakat. Dan itu sudah terbukti. TNI bersama banyak pihak berkolaborasi menangani wabah ini.
Kerjasama yang luar biasa. TNI tidak menunjukkan egosentris. TNI dengan kekuatannya tetap menempatkan peran sebagai mitra dalam bekerja. Saling mengisi dan saling melengkapi. TNI lebih mengutamakan proses untuk mencapai tujuan. Dengan begitu, keberhasilan menjadi hasil kerja keras bersama.
Di Jawa Timur, ada rumah sakit darurat lapangan. Kepala BNPB menunjuk Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II mengomandai rumah sakit yang dikhususkan pasien Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan. Pola penanganan dan pencapaiannya luar biasa.
Hingga kini, sudah ribuan yang dirawat di rumah sakit itu sembuh dengan nol kematian. Pencapaian yang patut mendapat apresiasi.
Di luar itu, saat ini TNI memiliki tantangan yang luar biasa. Tepatnya di era millennial. Informasi bergerak cepat. Mobilisasi manusia juga tak sebatas fisik. Mereka boleh diam di rumah, tapi komunikasi bisa menjangkau ke seluruh antero negeri. Kemajuan yang patut didukung, tapi juga perlu diwaspadai.
Perlu strategi agar mampu mengendalikan territorial sehingga selaras dengan tujuan negara. TNI dituntut mampu meng-orkestrasi kelompok dan masyarakat.
Pembinaan territorial dengan mengorkestrasi semua potensi bisa mencapai hasil maksimal. TNI bersama masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, Polri, serta pemerintah menjalin komunikasi yang baik. Berkolaborasi dalam menjalankan tugas negara. Peran dari masing-masing objek akan menguatkan tujuan dan hasil pembinaan yang dilakukan TNI.
Kompetisi tak lagi relevan. Kolaborasi yang lebih dominan. Dunia usaha sudah meninggalkan istilah kompetisi. Antar perusahaan saling berkolaborasi untuk mewujudkan produk yang dibutuhan pasar. Target mereka merebut pasar. Kolaborasi membuat mereka semakin kuat.
Cara itu pula yang digunakan Lembaga militer di Indonesia. Targetnya adalah menjaga NKRI tetap utuh. Cara mewujudkannya dengan berkolaborasi bersama banyak pihak. Dirgahayu TNI, Jaya Selalu. [*]

Tags: