Dirjen Binapenta: Pencari Kerja Dituntut Inovatif Hadapi Era 4.0

Dirjen Binapenta Maruly saat menghadiri pameran Job Fair Nasional 2018 di Depok-Bogor.

Jakarta, Bhirawa
Menaker Hanif Dhakiri mengingatkan para pencari kerja, bahwa perkembangan teknologi dan informasi berpengaruh terhadap karakter pekerjaan. Di Era revolusi industri 4.0 saat ini, berbagai jenis pekerjaan diprediksi akan hilang, tetapi juga akan melahirkan jenis pekerjaan baru.
“Teruslah berinovasi, dengan cara belajar dan bekerja di atas standar. Kalau dulu orang menggelorakan Merdeka atau Mati. Maka di era revolusi industri 4.0 saat ini, yang layak di gelorakan adalah: Inovasi atau Mati,” demikian ajakan tertulis Menaker, dalam pameran Job Fair Nasional XVII(pameran kesempatan kerja) 2018 di Depok-Bogor.
Dirjen Binapenta KemNaker Maruly Hasoloan mewakili Menteri, meresmikan pembukaan Job Fair didampingi Wakil Walikota Depok Supriatna. Job Fair Nasional selama 2 hari (tgl 4 dan 5 Juli) ini, diikuti 158 perusahaan dengan lowongan kerja sebanyak 20.000 orang.
Hanif Dhakiri lebih jauh bilang; job fair merupakan upaya mempertemu kan pemberi kerja dan pencari kerja secara langsung. Diharapkan,job fair ini akan diselenggarakan pula di daerah, guna mmpercepat penurunan jumlah pengangguran. Disebutkan, berdasarkan survei Angkatan Kerja Nasional(Sakernas), Februari 2018 tercatat jumlah angkatan kerja Indonesia sebanyak 133,94 juta. Dengan jumlah penduduk yang bekerja men capai 127,07 juta orang. Sedang jumlah angkatan kerja yang meng- nganggur sebanyak 6,87 juta (5,13%). Angka pengangguran ini mengalami penurunan, jika dibanding kan survei Agustus 2017 sebanyak 7,04 juta orang pengangguran.
“Dalam 3 tahun terakhir, upaya penciptaan kesempatan kerja telah melampauai target 2 juta penempat an per tahun. Berdasarkan data informasi pasar kerja KemNaker pada 2015 sebanyak 2,886 juta orang telah di tempatkan. Sedang tahun 2016 sebanyak 2,448 juta orang dan 2017 sebanyak 2,669 orang telah ditempatkan,” papar Hanif.
Kepada para peserta Job Fair, Hanif menekankan; Aspek terpenting dalam menghadapi revolusi industri adalah memperkuat diri dengan berbagai ketrampilan dan kompetensi kerja. Jangan berpuas diri dengan kemam puan dan ketrampilan yang dimiliki saat ini. Karena revolusi industri 4.0 menuntut perubahan cepat, termasuk perubahan skill.
“Setiap orang harus mampu dengan cepat, ber-adaptasi dengan perubahan yang cepat itu. Kalau kita tidak cepat ber-adaptasi dengan perubahan, maka kita pasti ketingggalan,” ajak Hanif. [ira]

Tags: