Dirjen PDT Tantang Universitas Jember Tampilkan Potensi Desa

Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertingal dan Transnigrasi (Kemendesa PDTT) RI Samsul Widodo (kanan) di dampingi Rektor Universitas Jember Moh.Hasan usai memberikan pembekalan peserta KKN Universitas Jember periode II Tahun Akademi 2017-2018 di gedung Soetardjo, Senin (2/7/2018).

Jember, Bhirawa
Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertingal dan Transnigrasi (Kemendesa PDTT) RI Samsul Widodo, tantang mahasiswa Universitas Jember untuk kreatif menampilkan potensi desa melalui kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Tantangan ini disampaikan oleh Samsul Widodo saat memberikan pembekalan bagi 3.200 mahasiswa Universitas Jember peserta KKN Periode II Tahun Akademik 2017-2018 yang memadati Gedung Soetardjo, Senin (2/7/2018).
“Perkembangan kemajuan TIK membuat apa yang dahulu tidak mungkin kini jadi mungkin, termasuk mempromosikan potensi desa secara online guna membangun desa,” tandansya.
Samsul lantas menjelaskan program-program yang tengah dijalankan oleh Kemendesa PDTT RI dalam rangka membangun desa, yang menggunakan kemajuan TIK, “Semenjak Januari 2018 lalu, kami menggandeng para pelaku bisnis online dan pengusaha start up untuk memasarkan potensi, dan produk dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dari berbagai desa di Indonesia,” ungkapnya.
Dirjen mencontohkan, untuk mempromosikan potensi wisata di desa, Ditjen PDT bekerjasama dengan Caventer Indonesia. “Untuk mempromosikan berbagai potensi desa dari hasil pertanian, peternakan hingga kerajinan kami mengandeng blanja.com, regopantes.com hingga karapan.com dan masih banyak lainnya,” jelas Samsul Widodo yang merupakan alumnus FISIP Universitas Jember ini.
Pelibatan pelaku usaha daring dalam pengembangan desa sudah mulai tampak, misalnya saja di Gunung Kidul Provinsi DIY ada desa yang sudah menggunakan e-ticketing untuk mengelola destinasi wisatanya. Penggunaan e-ticketing ternyata dapat mencegah kebocoran pendapatan, serta menghidarkan konflik antar masyarakat desa, karena pendapatan dikelola secara transparan melalui e-ticketing.
“Kami sudah mencoba memasarkan beras merah organik Bondowoso melalui regopantes.com, dimana petani sebagai produsen dipertemukan langsung dengan konsumen sehingga memperoleh harga yang fair. Sementara di Situbondo yang punya potensi ternak sapi, kami hubungkan dengan karapan.com yang memasarkan daging sapi. Program-program tersebut akan lebih berkembang jika para mahasiswa peserta KKN Universitas Jember turut membantu,” kata Samsul Widodo.
Alumnus Program Studi Administrasi Negara tahun 1992 ini lantas menambahkan, jika Ditjen PDT yang dipimpinnya juga memfasilitasi mahasiswa peserta KKN Universitas Jember yang berhasil menemukan potensi di desa lokasi KKN. “Caranya gampang, coba petakan potensi dan tantangannya lantas foto produknya, dan kirimkan kepada kami melalui laman resmi Ditjen PDT. Nanti akan kami tindak lanjuti sebab di Ditjen PDT kami punya ahli analis bisnis online beserta jejaring yang mendukungnya. Jadi jangan berpikiran KKN itu seperti dulu yang hanya membuat batas desa dan fasilitas fisik pendukung lainnya, gunakan kemajuan TIK untuk membantu pengembangan desa, apalagi desa kini punya Dana Desa yang perlu pendampingan dan pengawasan. Jika para mahasiswa Universitas Jember berhasil mengaplikasikan kemajuan TIK untuk pembangunan desa melalui program KKN, bukan mustahil Universitas Jember bakal menjadi pusat pengembangan e-commerce untuk pedesaan, inilah salah satu bentuk Revolusi Industri 4.0,” ujar pria asli Kediri ini.
Paparan Dirjen PDT didukung penuh oleh Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember. Menurutnya saat ini program KKN yang dijalankan di Universitas Jember diarahkan sebagai KKN tematik sehingga pelaksanaannya lebih efektif, dan efeknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. “Kami terus berusaha menjalin sinergi dengan pemerintah daerah kabupaten yang menjadi penerima mahasiswa KKN, harapannya kebijakan yang ditempuh oleh masing-masing pemerintah daerah dapat selaras dengan program KKN tematik yang kita jalankan, sebab kami berusaha agar program KKN tematik juga menjadi sarana pencapaian target-target SDGs,” tutur Rektor.
Kegiatan pembekalan KKN yang bertema Peran Mahasiswa KKN Dalam Pemberdayaan Ekonomi Desa di Era Industri 4.0, dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember, dan berlangsung selama dua hari. Selain menghadirkan Dirjen PDT Kemendesa PDTT RI, hadir pula sebagai pemateri lainnya yakni Yossy Sunaryo, Direktur eksekutif Gedhe Foundation, Wim Prihanto, CEO regopantes.com, Fikri, Vice President blanja.com, dan Fitri Utami Ningrum founder dari Caventer Indonesia.(efi)

Tags: