Disabilitas Sidoarjo Keluhkan Kesulitan Akses Parkir

Bupati Saiful Ilah saat menyerahkan kursi roda kepada para warga disabilitas. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Belum adanya fasilitas umum, infrastruktur bagi kaum penyandang cacat atau disabilitas di tempat-tempat sosial tertentu. Para penyandang cacat yang tergabung dalam Perkumpulan Penyandang Cacat Mandiri, mengeluh agar Pemkab Sidoarjo maupun instansi swasta lainnya memberikan fasilitas yang dibutuhkan. Utamanya untuk tempat parkir bila mau kerumah sakit maupun ke masjid.
Keluhan itu diungkapkan Ketua Perkumpulan Penyandang Cacat Mandiri, Budi Hariyanto, usai mendampingi teman-temannya menerima bantuan sebanyak 14 kursi roda dari Yayasan Taruna Mandiri. Proses penyerahan bantuannya diberikan Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, Kamis (19/1) siang.
Usai penyerahan, Bupati Saiful Ilah mengatakan, kalau program bantuan yang diberikan kepada saudara-saudara disabilitas ini agar bisa dimanfaatkan dengan baik. Mereka sangat membutuhkan bantuan-bantuan seperti kursi roda, sepatu atau tangan palsu yang bisa membantu mereka mempermudah beraktivitas.
”Program seperti itu juga telah dilakukan Pemkab Sidoarjo. Maka saya juga berharap kepada kepada masyarakkat, khususnya swasta-swasta yang agar juga bisa memberikan bantuan-bantuan yang diperlukan kaum disabilitas. ”Jadi jangan hanya pemerintah saja, tetapi pihak swasta juga punya kewajiban untuk mereka,” harapnya.
Sementara menanggapi keluhan para kaum disabilitas yang tidak mendapatkan fasilitas/infrastruktur. Khususnya penyediaan parkir yang langsung mendekat ketangga masuk tempat-tempat sosial yang dituju. Bupati Saifu Ilah akan melakukan koordinasi dengan SKPD yang terkait, karena Ia mengaku selama ini belum pernah mendapatkan laporan atau keluhan dari warga disabilitas. ”Jadi saya belum pernah mendapatkan laporan, kalau sudah seperti ini, nanti saya akan koordinasikan dengan SKPD terkait,” tegasnya.
Budi Harinyanto menceritakan pengalamannya, pernah ia pergi ke rumah sakit dengan mengendarai sepeda motor yang dimodifikasi khusus untuk orang disabilitas. Ketika mau mendekat ketangga pintu masuk, ternyata ditolak oleh pihak keamanan, alasannya kendaraannya harus diparkir ditempat yang sudah disediakan. Padahal, kalau diparkir umum halaman rumah sakit, saya tidak bisa berjalan untuk masuk ke rumah sakit.
”Akhir dengan mengetahui kondisinya, akhirnya pihak rumah sakit memperbolehkan,” ungkap Budi Hariyanto. [ach]

Tags: