Disbudpar Jatim Gelar Wayang Potehi dan Barongsay

Sidoarjo, Bhirawa
DALAM rangka mengenalkan seni tradisional dan budaya terhadap anak-anak sekolah. Ratusan pelajar mulai SD, SMP dan SMA, SMK yang ada di sekitar Kota Sidoarjo, Minggu (16/2) kemarin beramai-ramai menuju UPT Museum Negeri Mpu Tantular menyaksikan Gelar Seni Tradisional Wayang Potehi dan Barongsay.
Strategi pengenalannya dikemas sangat menarik para pengunjung, khususnya  pelajar. Usai pergelaran, para pelajar diberi kesempatan untuk berdialog dengan pemimpin kesenian yang mengisi acara.
Menurut Kepala Disbudpar Jatim, Dr Jariyanto MSi yang dikonfirmasi melalui Ka UPT Museum Negeri Mpu Tantular, Drs Edi Iriyanto MM, tujuan digelar acara kesenian agar anak-anak ini bisa mengenal secara benar. Jadi tak sekedar menonton.
‘’Makanya dalam proses pergelarannya anak-anak itu diharapkan menyimak dan memperhatikan. Kalau sekedar menonton, tentu saja mereka tak akan punya materi untuk berdialog atau berdiskusi. Dengan cara seperti ini, mereka pasti akan teringat terus,’’ katanya.
Selain itu, Edi Iriyanto juga mengatakan, Wayang Potehi dan Barongsai termasuk koleksi seni budaya di Museum Mpu Tantular. Hal ini untuk memperkenalkan beberapa koleksi seni budaya kepada masyarakat khususnya siswa-siswa, agar mereka kenal museum dan lebih mengenal kepada budaya sendiri.
Pilihan dua kesenian itu untuk ditampilkan dalam pagelaran seni, karena kedua seni budaya milik masyarakat Tionghoa ini sudah banyak dikenal masyarakat luas. Malahan, dalam beberapa even Imlek maupun Cap Gomeh serta pagelaran budaya lain, barongsay dan wayang potehi selalu hadir untuk memanjakan para penonton.
Awalnya, kata Edi Iriyanto, Wayang Potehi dan Barongsai memang hanya dikenal warga keturunan Tionghoa dan China saja. Namun, seiring perkembangan jaman dan toleransi antar budaya yang begitu kuat, masyarakat mulai mengenal Wayang Potehi dan Barongsai sebagai seni budaya yang mampu atrakstif menghibur masyarakat.
‘’Harapan kami, semua masyarakat akan semakin sering mengunjungi koleksi budaya dan peninggalan sejarah di wilayah Jatim ini. Kami juga akan intens untuk menarik minat pengunjung termasuk anak didik yang masih butuh pengetahuan tentang sejarah dan budaya Indonesia, dengan memberikan tontonan dan kreasi budaya lainnya,’’ tambahnya.
Terpisah, dalang Wayang Potehi Pak Subur sebelum memainkan wayangnya mengatakan, kalau mengenal Wayang Potehi sudah berkembang sejak puluhan tahun lalu dalam sejarah China.
Wayang potehi, menggambarkan segala bentuk cerita masyarakat dan budaya di negara pemilik tembok raksasa itu. ‘’Dahulu Wayang Potehi sudah berkembang pesat dan dikenal di semua lini masyarakat, dalam penampilan di beberapa even juga dilaksanakan,’’ ujar dalang asal Sidoarjo ini. [ach]*