Disbudpar Jatim Siapkan Kongres Kesejarahan

Kongres KesejarahanPemprov, Bhirawa
Memasuki MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), serangan akan budaya asing akan masuk secara bertubi Untuk itu langkah antisipasi selain menyelenggarakan Kongres Kebudayaan pada tahun sebelumnya, maka tahun 2016 Disbudpar Jatim akan melangsungkan gawe besar berupa Kongres Kesejarahan.
Rencananya Kongres Kesejarahan yang akan berlangsung pada pertengahan tahun ini akan mengunpukan para pemikir sejarah untuk menggali lagi alur kesejarahan di Jawa Timur. “Sebenarnya  Kongres Kesejarahan tersebut sebenarnya merupakan event lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Kadisbudpar Jatim, Dr H Jarianto MSi, Selasa (19/1).
Dikatakan Jarianto, masyarakat Jatim tidak perlu takut dan resah dengan datangnya MEA tersebut. Sebab, semua komponen sejarah, budaya dan pariwisata di Jatim sendiri sudah dipersiapkan sejak dini. Terutama sumber daya manusia yang saat ini berperan aktif dalam sejarah budaya dan pariwisata.
“Kami persiapkan semuanya untuk Kongres Kesejarahan dan rencanakan pertengahan tahun akan terlaksana. Atau jika tidak memungkinkan, bisa jadi menjelang akhir tahun 2016. Dan selain pemikir-pemikir sejarah, kami juga akan libatkan masyarakat umum. Tentunya untuk menunjukkan (merekontruksi) ulang sejarah yang ada di Jawa Timur kepada mereka (masyarakat),” katanya.
Dikatakan Jarianto, sebenarnya kecemasan tidak hanya pada MEA, seharusnya pada tahun 2020 pada saat WTO (world trade organization) dimana budaya asing akan lebih menyerang dengan bertubi, sehingga dari tahun ke tahun, seni budaya dan sejarah di Jatim harus diperkuat menghadapi semuanya baik MEA dan WTO.
Sementara pemerhati budaya, Profesor Sarijono mengatakan, terkait kongres kesejarahan ini, bakal dikemas berbeda karena fokus untuk menggali alur sejarah di Jawa Timur. Bukan hanya terkait benda-benda, melainkan sebagai bentuk mentalitas fikiran yang artinya sejarah bukan masa lalu, namun sejarah bisa jadi refleksi dan inspirasi untuk masa kini dan masa depan.
“Kebudayaan merupakan milik rakyat dan pemerintah memfasilitasi dan memberikan inspirasi dan dukungan. Tiga tahun terakhir, partisipasi masyarakat dalam berkesenian dan berkebudayaan sangat tinggi sekali. Lihat saja berbagai festival di Jatim yang diisi berbagai kalangan masyarakat,” katanya.
Dikatakan juga, Jatim siap untuk berlaga dikancah internasional. “Internasionalisasi kesenian bisa saja terjadi seperti Malaysia, Singapura, dan lainnya akan mengkoneksikannya. Sebab, kesenian yang ada di sana asalnya juga nenek moyangnya dari Jatim. Ke depan, tidak hanya software dan hardware saja yang dipikirkan, namun brainware (otak, red) atau sumberdaya manusia yang lebih ditingkatkan agar tidak ada rendah diri dan mentalitas tetap kuat,” katanya. [rac]

Tags: